REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY--Media massa Australia kembali mengeluarkan bocoran WikiLeaks terkait tokoh politik Indonesia. Setelah sebelumnya membuat heboh dengan tuduhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyalahgunakan kekuasaannya, kini WikiLeaks mengeluarkan kawat rahasia Kedubes AS menyangkut Wakil Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin.
Judul artikel yang diturunkan Sydney Morning Herald dan The Age, Jumat malam, itu adalah: 'Yudhoyono Top Adviser a Timor War Crimes Suspect'. "Salah satu penasehat Presiden SBY, Sjafrie Sjamsoeddin, masuk dalam daftar hitam AS karena diduga terkait kejahatan perang di Timor Timur," demikian berita tersebut.
Namun, Washington menyimpan rapat-rapat alasan mengapa mereka menolak visa Sjafrie tiap kali dia ingin ke AS. Misalnya pada September 2009, ketika SBY ingin menghadiri pertemuan G20 di Pittsburgh AS, dari seluruh rombongan SBY hanya Sjafrie yang tidak dapat visa masuk.
Menurut WikiLeaks, nama Sjafrie masuk dalam daftar Kementerian Dalam Negeri AS sebagai orang yang direkomendasikan untuk tidak boleh masuk ke AS karena terkait 'aktivitas teror' dan 'pembunuhan'.
Dalam bocoran itu juga disebutkan, sebenarnya Kedubes AS di Jakarta sudah membolehkan Sjafrie masuk ke AS, agar isu ini tidak menjadi hal yang mengganggu hubungan Indonesia AS.
"Kami mencatat bahwa salah satu penasehat kunci Presiden Indonesia dan kemungkinan anggota kabinet mendatang, Sjafrie Sjamsoeddin, bila diizinkan masuk ke AS akan memfasilitasi dan memperkuat hubungan AS-Indonesia," demikian pernyataan Kedubes AS di Jakarta.
"Sjamsoeddin bisa menjadi panduan dan penasehat bagi Presiden dalam sejumlah isu yang bermafaat bagi kepentingan AS, seperti hubungan militer Indonesia-AS yang menjadi salah satu tumpuan untuk menjamin kestabilan kawasan," demikian kawat yang didapat WikiLeaks.