REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso meragukan keabsahan berita di harian The Age dan The Sydney Morning Herald yang bersumber dari situs Wikileaks yang mengambil bocoran diplomat dari Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), di Jakarta.
Meski begitu, dirinya sangat terkejut mengapa dalam mengulas pemberitaan yang membuat geger pemerintahan tersebut isinya sangat detail dan tahu seluk-beluk dapur pejabat negara. Priyo menduga diplomat Kedubes AS mendapatkan semua berita itu sebab ada pemasok informasi dari dalam lingkaran istana.
“Tidak mungkin diplomat kedutaan tahu segala info di istana hingga detail jika tidak ada tanda-tanda lingkaran istana sendiri yang menyampaikannya?” ujar Priyo di Surabaya, Ahad (13/3).
Dalam pemberitaan dua media dari Australi itu disebutkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dituding melakukan korupsi, memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan pribadi, dan mematai-matai lawan politiknya. Dia juga dituduh menginterveni aparat kejaksaan agar menghentikan proses hukum yang melibatkan Taufik Kiemes.
Dalam berita itu mantan Presiden Jusuf Kalla juga disebut melakukan suap dalam pemilihan calon Ketua Umum Golkar pada 2004 silam.