REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tanjung, meminta agar informasi yang dibocorkan situs Wikileaks mengenai rivalnya di Partai Golkar, Jusuf Kalla, tidak dibesar-besarkan. Masalah perebutan kursi Ketua Umum (ketum) Partai Golkar pada 2004 lalu, menurut Akbar telah selesai.
“Khusus JK yang berkaitan dengan (pemilihan Ketum) Golkar di bali tahun 2004, kami yang berkompetisi. Masalah itu sudah selesai,” kata Akbar Tanjung yang ditemui usai pernikahan Din Syamsuddin di Kantor Pusat Dewan Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Ahad (13/3).
Bagi orang yang disebut-sebut namanya dalam Wikileaks, tambahnya, tentu berkepentingan untuk melakukan klarifikasi. Sebaiknya mereka menjelaskan persoalan tersebut agar tidak menjadi rumor yang membuat kondisi negara menjadi tidak kondusif.
“Bisa ditempuh dengan berbagai cara, misalnya minta penjelasan kepada Kedutaan Besar AS. Kedubes AS dapat memberikan keterangan kepada publik (Indonesia) tentang berita itu,” timpalnya.
Saat ditanya apakah SBY perlu juga memberikan tanggapannya terkait informasi Wikileaks yang disebut-sebut menyalahgunakan kekuasaannya, Akbar menegaskan SBY harus memberikan keterangan agar masyarakat mengetahui pandangannya. Pasalnya informasi dari Wikileaks, Akbar melanjutkan, sedikit banyak mengganggu iklim politik di Indonesia.
“Dia (SBY) pemimpin tertinggi dalam bidang pemerintahan, kepala negara, ketua dewan pembina patut kalau beliau menjelaskan. Terlepas daripada itu, kita semua tidak meragukan komitmen SBY,” pungkasnya.