Selasa 15 Mar 2011 18:13 WIB

Istana Bantah Rencana SBY Telepon Obama

Rep: yasmina hasni/ Red: Krisman Purwoko
Obama SBY
Foto: antara
Obama SBY

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Istana membantah penundaan rencana komunikasi telepon antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Amerika Serikat Barrack Husein Obama, tekait dengan pemberitaan dua media Australia yang menyebut Presiden Yudhoyono telah menyalahgunakan kekuasaan.

Juru Bicara Presiden, Julian Pasha menyatakan bahwa merupakan hal biasa jika agenda pembicaraan kedua kepala negara itu mengalami penundaan. "Saya kira penjadwalan komunikasi per telepon yang dilakukan bapak Presiden dengan kepala negara (lain) adalah hal biasa dan memang kadang-kadang itu terjadi," kata Julian di Kantor Presiden, Selasa (15/3).

Julian belum bisa memastikan kapan ada rencana pembiacaraan ulang antara Presden SBY dan Obama akan dilakukan. Meskipun demikian, Ia memastikan akan selalu ada kontak telepon langsung antar kepala negara.

Julian juga tak mau memberikan komentar banyak soal pembatalan itu dan keterkaitaannya dengan data Wikileaks. "Silahkan tanya mereka," ujarnya. Selain itu, Julian tidak menjawab pasti siapa yang berinisiatif membatalkan komunikasi telepon itu.

Sebelumnya, Sydney Morning Herald (SMH), salah satu harian Australia yang membocorkan dokumen WikiLeaks, Selasa, 15 Maret 2011, mengutip informasi dari salah seorang pejabat Gedung Putih yang tak disebutkan namanya. Menurut sumber SMH, Obama dijadwalkan menelepon SBY pada Jumat, 11 Maret 2011, sebelum bocoran WikiLeaks diberitakan di headline SMH dan The Age. Namun dibatalkan, ditengarai karena adanya pemberitaan dari kedua harian itu.  Tetapi Julian juga enggan menanggapi hal itu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement