Rabu 02 Feb 2011 13:20 WIB

Penderita Bibir Sumbing Indonesia Naik 5.000/Tahun

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Jumlah pasien penderita bibir sumbing atau celah bibir di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun. Pasien baru penderita penyakit ini bertambah sebanyak 5.000 orang.

Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dr Bayu Wahyudi, Rabu (2/1) mengatakan masih tingginya jumlah penderita bibir sumbing di Indonesia disebabkan karena berbagi faktor.

"Penyebabnya multifaktor, bisa karena genetik atau keturunan namun juga bisa karena kekurangan nutrisi yakni kekurangan asam folat. Tapi ini masih diteliti lebih lanjut," kata Dr Bayu Wahyudi, usai Peresmian RSHS Bandung sebagai Pusat Pelatihan Internasional Bedah Mulut dan Maksilofasial, di Lantai II Ruang Sidang RSHS Bandung.

Ia menjelaskan delapan dari setiap 1.000 kelahiran bayi di Indonesia adalah penderita bibir sumbing atau . "Kalau penduduk ada 250 juta, delapan dari 1.000 kelahiran itu menderita bibir sumbing," kata Dr Bayu.

Menurut dia penunjukkan RS Hasan Sadikin Bandung sebagai pusat pelatihan internasional bedah mulut dan maksilofasila adalah pertama kalinya di dunia.

"Program ini pertama kali di dunia. Pemilihan RSHS oleh asosiasi internasional ahli bedah mulut dan maksiofasial bukan didasarkan banyaknya pasien namun lebih kepada keahlian. Ini sesuai dengan motto kami yakni dari Jawa Barat untuk kesehatan dunia," ujarnya.

Ia menambahkan hingga saat ini RS Hasan Sadikin Bandung sudah berhasil mengoperasi pasien bibir sumbing sebanyak 8.000 orang. Pihaknya berharap, dengan dijadikan RS Hasan Sadikin sebagai Pusat Pelatihan Internasional Bedah Mulut dan Maksilofasial maka bisa mengatasi permasalahan penyakit bibir sumbing/celah dan langit-langit di Indonesia.

"Angka memang terus naik per tahunnya. RSHS sendiri sampai saat ini sudah mengoperasi 8.000 pasien dan saat ini tidak hanya kami yang melakukan operasi tapi ada juga dari RSHS," katanya.

Sementara itu, Kepala Bagian Bedah Mulut RSHS Bandung dr TS Karasutisna, menyatakan, pasien penderita bibir sumbing di Jawa Barat setiap tahunnya mencapai 200 orang. "Rata-rata penderita bibir sumbing ini ialah bayi dari keluarga tidak mampu," ujar dr TS Karasutisna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement