JAKARTA--Untuk menghormati Hari Buruh Sedunia (May Day), pedagang Glodok Plaza tutup pada 1 Mei 2010. Hendrik, Ketua Payuyuban Pedagang Glodok Plaza, mengatakan, kebijakan itu sengaja diambil sebagai bentuk penghormatan.
''Selain menghormati, kami juga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk libur atau melakukan kegiatan lainnya,'' ujar Hendrik pada Jumat, (30/4). Namun, ia mengatakan kalau ada pekerja yang ikut demo itu menjadi pertimbangan masing-masing individu.
Hendrik menuturkan, jika ada ada pertokoan yang tutup, hal tersebut bukan karena khawatir demo buruh. “Tetapi karena memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyalurkan aspirasinya kepada pemerintah,” katanya.
Di Glodok Plaza diperkirakan ada sekitar 1.200 pedagang pertokoan dan kios. Pekerjanya mencapai 5.000 yang terdiri dari karyawan dan pekerja bongkar muat.
Hendrik mengatakan, kondisi para pedagang saat ini sering pasang surut. ''Tak sedikit dari mereka juga mengalami kebangkrutan,” ujarnya. Mengenai hal tersebut, ia sepenuhnya menyerahkan pada kebijakan pemerintah.
Apalagi Hendrik beranggapan bahwa semua permasalahan pada akhirnya lari ke ranah politik. “Kami sulit untuk menyampaikan aspirasi pedagang jika politik yang sudah bermain. Termasuk untuk mengusulkan masalah peraturan perpajakan yang selalu berubah-ubah. Terserah pemerintah saja,'' tandasnya.