Selasa 24 Aug 2010 03:09 WIB

Penghapusan Lampu Merah Jl Buncit-Mampang Dikaji

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Lampu merah di sepanjang Jalan Warung Buncit-Mampang, Jakarta Selatan, akan dikurangi, bahkan dihilangkan. Pasalnya, perempatan dan lampu merah di sepanjang jalan tersebut kerap menimbulkan kemacetan, terlebih pada saat jam sibuk, pagi dan sore hari.

"Kami sedang kaji apakah lampu merah di kawasan Buncit-Mampang nantinya bisa dihilangkan," ujar Kepala Bidang Rekayasa Lalu lintas Dishub DKI, M Akbar, Senin (23/8).

Di sepanjang jalan tersebut, terdapat 3 lampu merah yang dianggap sebagai biang kemacetan. Misalnya, perempatan dan lampu merah dari Jalan Kemang menuju Kalibata yang membuat lalu lintas di sepanjang Jalan Warung Buncit-Mampang menjadi terhambat. Lalu lintas Buncit-Mampang nantinya akan dibuat seperti Jalan Rasuna Said. "Jadi lalin tidak terhambat lampu merah, dan untuk kendaraan dari Kemang yang akan ke Kalibata harus putar balik, seperti di Rasuna," terang Akbar.

Akbar berharap, penghapusan lampu merah di beberapa perempatan di sepanjang Warung Buncit-Mampang bisa memperlancar laju kendaraan, karena tidak terhenti oleh lampu merah. "Tapi kami harus kaji dulu putaran balik yang nanti akan dibuat, bisa menampung tidak. Jangan malah membuat jadi tambah macet," imbuhnya.

Menurut Akbar, saat ini jajaran masih memperhitungkan kapasitas jalan untuk bisa menampung kendaraan bila rekayasa tersebut dilakukan. "Tanpa adanya perhitungan yang cermat kami tidak akan mengambil kebijakan. Kami juga akan kordinasi dengan jajaran lainnya," ujarnya.

Selain menghilangkan sejumlah lampu merah, Dishub DKI juga akan melakukan penutupan sejumlah putaran jalan atau u-turn di sepanjang Jalan Warung Buncit-Mampang. Penertiban putaran jalan (u-turn) akan efektif dilakukan usai Lebaran. Dinas Perhubungan DKI mengakui penertiban putaran jalan tersebut belum dilakukan secara menyeluruh.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI, Udar Pristono, menyatakan, saat ini Dishub DKI telah menutup beberapa lokasi putaran kendaraan yang dinilai kerap menjadi biang kemacetan. Khususnya, perputaran dan tikungan yang memotong jalur bus Transjakarta. Antara lain, di Jalan Pejaten, Jakarta Selatan; Jalan Keramat, Jakarta Pusat; dan Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.

Pristono mengatakan, penutupan putaran ini tidak akan dilakukan pada seluruh titik. Namun, hanya pada lokasi yang dianggap memiliki volume kendaraan yang cukup tinggi. “Perputaran kerap mengakibatkan antrean kendaraan, namun di sisi lain keberadaannya masih cukup dibutuhkan sebagai sarana akses pengendara,” jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement