REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Situ Sasak Pamulang di Tangerang Selatan, Banten, dikelilingi sekitar 2.000 karung berisi pasir guna mengantisipasi air yang sewaktu - waktu meluap kembali.
Kepala Bidang Pengairan Dinas Bina Marga dan Pengairan Tangerang Selatan Djudianto di Tangerang, Senin, mengatakan tambahan 2.000 karung berisi pasir merupakan salah satu langkah antisipasi air kembali meluap.
"Kita sudah tambahkan 2.000 karung untuk menahan air meluap ke jalan dan ke pemukiman warga. Setelah sebelumnya, sudah dipasangi seribu karung berisikan pasir. Sehingga, total saat ini ada 3.000 karung berisikan pasir," kata Djudianto di lokasi Situ Sasak Pamulang.
Ia mengatakan, langkah memberikan karung berisikan pasir di sisi dinding adalah sebagai langkah penanganan darurat. Sebab, air yang meluap nantinya akan terserap oleh pasir sehingga mengurangi genangan air ke jalan dan merembet ke pemukiman.
Karung berisikan pasir tersebut merupakan bantuan dari Balai Besar Sumber Daya Air Provinsi Banten sebagai bentuk penanganan dini. Sedangkan perbaikan tanggul sendiri akan dilakukan Pemerintah Pusat yakni Pekerjaan Umum.
"Karena kewenangan pengolahan situ di Jabodetabek dan Puncur adalah kewenangan pusat, maka sebagai Pemda hanya melakukan antisipasi penanganan dini saja," katanya mengungkapkan.
Djudianto menambahkan, kondisi Situ Sasak Pamulang sewaktu - waktu dapat kembali meluap. Sebab, kondisi dari tanggul yang ada sudah rapuh dan kedalam muara situ pun sudah dangkal.
Sehingga, apabila hujan deras kembali terjadi hingga merendam sejumlah perumahan warga maka akan membuat situ kembali meluap. Tetapi, saat ini kondisi situ sendiri sudah sangat stabil dan normal. Sejumlah kendaraanpun sudah kembali melintas namun tidak untuk kendaran berat.
"Kondisi situ sendiri masih rawan, karena sewaktu-waktu bisa kembali meluap dan jebol. Tetapi kini sudah normal meskipun kendaraan berat masih dibatasi untuk melintas," katanya mengungkapkan.
Air di Situ Sasak Pamulang sebelumnya meluap Sabtu (25/9) sekitar pukul 01.00 WIB. Penyebabnya adalah volume air melebihi kapasitas penampungan. Akibatnya air meluap ke jalan dan masuk ke dalam rumah warga sehingga akses jalan ditutup. Puluhan kepala keluarga di relokasi ke tempat aman.