Senin 28 Feb 2011 14:33 WIB

300 Koperasi di Kota Bekasi Sekarat

Rep: c01/ Red: Siwi Tri Puji B

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI  - Koperasi di Kota Bekasi ternyata semakin ditinggalkan. Hal itu terbukti dengan banyaknya koperasi yang gulung tikar. Dari sekitar 600 koperasi yang terdaftar di Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop), hanya 50 persen yang masih aktif.

Menurut ketua Dewan Koperasi Pimpinan Daerah (Dekopinda) Kota Bekasi, Anim Imanudin, kebanyakan koperasi tersebut merupakan koperasi masyarakat seperti koperasi serba usaha (KSU). Sekitar 70 persen usaha di dalam koperasi tersebut biasanya bergerak dalam simpan pinjam.  “Kalau simpan pinjam, biasanya yang pinjam dari masyarakat banyak yang lari sehingga koperasi merugi," ungkapnya, Senin (28/2).

Anim menerangkan kerugian koperasi tersebut dipicu sejumlah faktor. Kebanyakan koperasi masyarakat tersebut masih dioperasikan dengan managemen sederhana serta bermodal kecil. “Kepercayaan masyarakat terhadap koperasi yang kecil itu juga belum kuat sehingga mudah kehilangan pelanggan. Selain itu, Sumber Daya Manusia (SDM) di koperasi itu belum cukup professional, “ terangnya.

Kebanyakan koperasi, ungkapnya, hanya didirikan tanpa profesionalitas. Sementara Kota Bekasi belum memiliki payung hukum yang melindungi koperasi masyarakat. “Pendirian koperasi kebanyakan hanya iseng dan dukungan pemerintah masih lemah karena tidak ada payung hukum. Ini membuat koperasi susah bertahan, “ ujarnya.

Untuk membantu perbaikan managemen, pemerintah diharapkannya dapat memberikan pembinaan. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan. “Pemerintah seharusnya membina dengan memberi pelatihan managemen, perpajakan, dan memberi fasilitas permodalam dengan menghubungkan koperasi dengan lembaga keuangan. Selama ini koperasi kesulitan di bidang keuangan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement