REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia menggelar kegiatan besar kelautan dan perikanan di dalam program 'Sail Banda 2010'. Dalam program yang melibatkan nasional dan pihak internasional ini, dirancang pada Juli-Agustus 2010 di daerah Laut Banda dan kepulauan di sekitarnya.
''Sail Banda 2010 sesuai Keppres No 35/2009. Tujuannya adalah menunjukkan ke internasional bahwa Maluku aman dan damai. Untuk itu, Maluku harus sejahtera dan harus siap terima investasi untuk pembangunan sebagai pintu gerbang Indonesia Timur,'' ujar Ketua Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia Prof Dr Indroyono Soesilo MSc dalam Lokakarya Iptek Kelautan Pra Sail Banda 2010 di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (27/05).
Dalam kegiatan itu, kata Indroyono, intinya adalah untuk memobilisasi kemampuan nasional di sana. Semua potensi itu untuk mengerahkan riset dan teknologi dalam pengembangan pembangunan di Kawasan Indonesia Timur.
Selain melibatkan para peneliti, juga para mahasiswa, remaja, industri, dan masyarakat. Beberapa fasilitas penelitian dan pengembangan dari lima negara lain ikut terlibat, antara lain, Australia, Singapura, dan Amerika Serikat.
Beberapa kegiatan antara lain, penanaman pohon bakau, festival, lintas budaya, dan lain-lain. Kerja sama bilateral Indonesia-Australia dalam kelautan dan perikanan, konverensi terumbu karang, konverensi sagu, dan simposium riset bawah laut jadi beberapa kegiatan dalam Sail Banda.
Dalam program ini, bukan hanya Pulau Banda, melainkan Halmahera, Morotai, Banda Naira, dan lain-lain sampai Pulau Buru. ''Ini operasi bersama terbesar, selain dari kapal-kapal asing besar dan berbagai pihak. CSR dr pihak swasta juga masuk. Australia dengan kapal lautnya, Singapura dengan seninya, AS dengan kapal riset.''
Ada pula Yacht Rally and Yacht Race dengan rute Darwin-Ambon. Mereka akan keliling Indonesia selama 90 hari. ''Ini untuk memperlihatkan daerah ini aman dan damai. Aman itu tak bisa dianggarkan. Memang untuk kegiatannya ada anggaran.''
Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang TPSA Prof Dr Jana T Anggadiredja menanggapi positif rencana ini. ''Kami persiapkan untuk simposium Sail Banda pada 24 Juli -17 Agustus 2010. Mudah-mudahan acara ini dapat mempersiapkan kegiatan nanti,'' jelasnya.