REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Perum Bulog Sumatera Barat mengingatkan masyarakat mewaspadai produk gula pasir putih yang berharga murah karena kemungkinan besar gula tersebut adalah gula rafinasi.
"Hati-hati membeli gula pasir lokal berwarna putih bersih, terutama yang butiran kristalnya kasar (lebih besar) dari gula pasir biasa," kata Ka Divre Bulog Sumbar, Djoko Hartoyo, saat dihubungi, Ahad (30/5). Ia mengatakan, ciri-ciri diatas merupakan bentuk dari gula rafinasi, biasanya dikemas menggunakan plastik biasa persis gula pasir lokal, rasa kurang manis, dan dijual dengan harga lebih murah.
Gula jenis ini, tidak baik dikonsumsi langsung (dapat menimbulkan penyakit, red) karena diperuntukkan kebutuhan industri (pabrik makanan, red) yang harus diolah lagi. "Jadi, kita minta supaya masyarakat lebih berhati-hati dan jeli dalam membeli, jangan sampai tergiur serta terkecoh dengan harganya yang murah," katanya.
Pasca naiknya harga gula, ucap Djoko, Bulog bersama pihak Disperindag setempat terus menggencarkan pemantauan ke seluruh pasar tradisional.Langkah ini dilakukan, upaya meminimalisir gula rafinasi tersebut terbeli secara tidak langsung oleh masyarakat.
Djoko mengatakan, bulog Sumbar masih memiliki stok gula pasir impor sebanyak 1.000 ton di sejumlah gudang di Kota Padang, dan siap menunggu distributor yang akan membeli. "Semula ada stok 4.000 ton, tapi 3.000 ton sudah terjual (dibeli distributor, red)," katanya.
Menyoal persyaratan pembalian, ucap Djoko, Bulog menerapkan sistem terbuka. Persyaratannya, distributor peminat wajib melampirkan izin usaha, SITU dan lainnya, terutama terkait status (legalitas- red) perusahaan bersangkutan. "Sebab, Bulog pasti tidak akan melepas (menjual) ke sembarang pembeli/peminat yang berstatus tak jelas," katanya.
Untuk harga, Bulog mematok Rp8.500/kg, karena sesuai acuan dari pusat, Bulog masih diminta fokus pada sisi komersial, khususnya dalam pendistribusi gula pasir impor. Informasi terkini di pasaran tradisional, harga gula pasir mencapai Rp11.500/kg, sedang di warung-warung daerah pinggiran (pelosok, red) mencapai Rp13.000/kg.
Kebutuhan gula masyarakat Sumbar sekitar 4.500 ton/bulan pada hari biasa, sedang dalam bulan Ramadhan atau jelang Lebaran meningkat hingga mencapai 5.250 ton/bulan.