REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Sopir taksi di Kota Bandung akan diwajibkan memakai pakaian adat atau tradisional daerah itu pada setiap akhir pekan dalam rangka pelayanan angkutan wisata di kota itu.
"Penggunaan pakaian adat pada saat weekend akan dicoba diterapkan, kami akan kumpulkan pengusaha taksi di Bandung terkait rencana ini," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Priyo Subandono di Bandung, Kamis (24/6).
Menurut Priyo, langkah itu dilakukan untuk mendukung kunjungan wisata di Kota Bandung baik itu dalam melayani penumpang atau wisatawan lokal maupun mancanegara.
Peranan sopir taksi, kata Priyo sangat penting dalam mendukung program wisata di Kota Bandung karena jasa mereka selama ini banyak digunakan oleh para tamu mancanegara maupun domestik yang berlibur di kota itu.
"Awak taksi merupakan ujung tombak bagi pariwisata, selain mereka bisa mengantar ke tempa tujuan, juga harus mampu berkomunikasi mempromosikan lokasi wisata di Bandung," kata Priyo.
Beberapa lokasi wisata di Kota Bandung yang biasa dikunjungi wisatawan antara lain kawasan FO di Jalan Dago dan Jalan Martadinata, Gedung Asia Afrika, Museum Geologi, Tangkuban Parahu, Saung Angklung Udjo, Museum Sri Baduga serta sejumlah sanggar seni dan sentra produk kerajinan dan industri rumahan.
Ia menyebutkan di Kota Bandung saat ini memiliki lebih dari seribu taksi yang tergabung dalam grup Blue Bird, Kuat, Kota Kembang, Putra dan Gemah Ripah.
"Kendati tak pakai pakaian adat atau tradisional, minimal seragam mereka menunjukkan adanya motif tradisional," kata Priyo