Jumat 25 Jun 2010 03:41 WIB

Populasi Orangutan di Kalbar Turun Drastis

Orangutan
Foto: .
Orangutan

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK--Koordinator Program World Wild Fund for Nature - Indonesia Program Kalimantan Barat, Hermayani Putra menyatakan populasi orangutan di provinsi itu dari tahun 2004 - 2010 turun drastis.

"Turunnya bisa sampai 50 persen, karena data tahun 2004 lalu sekitar 2.000 ekor, saat ini paling sekitar 1.000 ekor yang berada di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun," kata Hermayani Putra di Pontianak, Kamis.

Ia mengatakan penyebab turun drastisnya populasi orang utan di kawasan TNBK dan Taman Nasional Danau Sentarum di Kabupaten Kapuas Hulu, karena perburuan dan penebangan hutan secara liar.

"Belum lagi perubahan status hutan lindung ke hutan untuk perkebunan sawit yang saat ini marak," kata Hermayani.

Menurut data WWF terdapat dua subspesies orangutan di Kalbar, yaitu Pongo pygmaeus wurmbii dan Pongo pygmaeus pygmaeus. Dari kedua subspesies tersebut Pongo pygmaeus kondisinya lebih mengkhawatirkan dengan populasi yang tersisa sekitar 1.330 hingga 2.000 ekor yang berada di sekitar TNBK dan 500 - 1.090 ekor di TNDS.

Menurut hasil studi WWF sekitar 70 persen orangutan di Pulau Kalimantan hidup di luar kawasan lindung. Populasi terbesar terkonsentrasi di hutan dataran rendah yang banyak diarahkan fungsinya untuk areal budidaya atau hutan produksi.

Masih menurut Hermayani, salah satu alternatif mengatasi ancaman tersebut dengan membuat koridor satwa yang menghubungkan dua populasi orangutan yang terdapat di blok hutan TNBK dan TNDS.

Orangutan termasuk satwa liar dan langka, yang telah terdaftar di dalam Konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), khususnya di dalam Appendix I CITES.

Forum Antiperdagangan Satwa Ilegal (FAPSI) menyebutkan data yang terekam di Yayasan Palung, LSM yang bergerak di bidang konservasi orangutan dan lingkungan, dalam tiga tahun terakhir sudah 30 orangutan yang berhasil diselamatkan di Ketapang.

Sebagian besar orangutan didapat dengan cara membeli dari masyarakat yang tinggal di sekitar habitat orangutan. Forum itu beranggotakan beberapa yayasan yang peduli terhadap konservasi alam dan perlindungan orangutan, yakni Yayasan Titian, Yayasan Palung, Lembaga Advokasi Satwa (LASA), International Animal Rescue (IAR) dan Wildlife Conservation Society (WCS).

Menurut FAPSI, dari kegiatan monitoring kepemilikan orangutan ilegal pada periode 2004-2009, di Kabupaten Ketapang terdapat sekurangnya 79 orangutan yang dipelihara oleh masyarakat dan tersebar di 11 kecamatan.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement