REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekitar 50 orang yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Papua melakukan aksi pengerusakan pada kantor penghubung pemerintah provinsi Papua di Jalan Suryo no 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/7). Akibat aksi ini, kantor yang terletak di depan lapangan Blok S itu mengalami kerusakan parah.
Aksi yang dilakukan masa dipicu tak kunjung turunnya dana beasiswa bagi mereka. Para mahasiswa mendesak, dana pendidikan studi akhir dari pemerintah daerah Tolitara segera direalisasikan. Total dana yang seharusnya dialokasikan bagi para mahasiswa mencapai Rp 10,6 miliar.
"Janji-janji dari DPRD Tolitara sudah dianggarkam sesuai dengan UU 32 tahun 2004 sebesar 30 persen namun sampai detik ini belum juga turun," ujar Koordinator BEM Papua Se-Jawa Bali, Jamwenda kepada sejumlah waratwan di lokasi, Kamis (28/7).
Dia mengaku telah lama menunggu realisasi dana pendidikan selama setahun. Guna menuntut cairnya dana dari pemerintah, para mahasiswa rela menginap di kantor penghubung sejak Senin (26/7) lalu.
"Kami tidur disini menunggu jawaban, namun emosi mahasiswa tidak bisa dikendalikan," kilahnya mengomentari penyebab pengerusakan kantor.
Akibat tak ada respons dari perwakilan kantor perhubungan Papua di Jakarta, para mahasiswa meluapkan emosinya dengan melempari kantor dengan batu dan kayu. Polisi yang meluncur ke TKP tak bisa berbuat banyak. Mereka hanya menyaksikan aksi anarkis tersebut tanpa melakukan pembubaran.
Selang beberapa jam, mahasiswa secara kolektif membubarkan diri. Namun, mereka berjanji akan kembali menyambangi kantor perhubungan Papua jika tututannya tidak dipenuhi.