REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO--Gesekan antara sesama pedagang di Pasar Induk Agrobisnis (PIA) Sidoarjo sudah mulai terasa. Para pedagang eceran memprotes para pedagang grosir. Sebab, para pedagang grosir yang seharusnya menjual dengan sistem partai besar, justru masih melayani penjualan eceran.
'’Kalau caranya begitu, kami tidak mungkin bisa bersaing dengan mereka. Sebab, pembeli pasti akan lebih senang membeli di stan grosir dibandingkan di stan yang eceran. Itu karena harganya lebih murah. Terus nasib pedagang eceran bagaimana kalau aturannya sudah dilanggar seperti itu,’’ protes pedagang stan subgrosir asal Mojokerto, Suwito, yang diamini Ulfa, pedagang subgrosir lainnya, Jum’at (30/9).
Padahal, kata pedagang eceran ini, sejak PIA diresmikan, pedagang eceran itu sangat sepi pembeli. Setiap hari, dikatakannya, rata-rata hanya bisa menjual dagangannya sekitar Rp 100 ribu. Menurut dia, penghasilannya akan semakin besar bila pedagang grosir tetap konsisten dengan aturan. Yakni, mereka hanya melayani penjualan partai besar, bukan eceran. Sebab, kalau mereka ikut melayani eceran harganya bisa beda, jauh lebih murah.
Dia contohkan seperti semangka yang per kilogramnya hanya dijual Rp 3.500. Padahal, pedagang eceran menjual Rp 4.000-an sehingga pembeli dipastikan lebih memilih membeli di stan grosir. Para pedagang grosir, seperti Sugito tidak membantah bila selama ini juga melayani penjualan eceran. ‘’Ya, gimana lagi pembeli borongan tidak ada. Ya, terpaksa pembeli eceran kami layani juga,’’ katanya.