REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO--Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) melakukan peninggian tanggul penampungan lumpur di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo untuk mengantisipasi longsoran lumpur yang bisa menghantam tanggul terluar. Wakil Kepala Humas BPLS Akhmad Kusairi, Jumat, mengatakan pengerjaan peninggian tanggul ini memang perlu dilakukan, mengingat ketinggian tanggul saat ini masih sembilan meter di atas permukaan laut. "Batas akhir peninggian tanggul di kawasan tersebut adalah 11 meter, sehingga masih satu meter lagi untuk batas akhir luapan lumpur yang bisa tertampung di dalam kolam penampungan," katanya.
Pada akhir Desember 2009, BPLS telah melakukan peninggian sekitar satu meter di wilayah tersebut. Peninggian dilakukan karena memang tanggul di sekitar Desa Siring belum sesuai dengan rencana awal dalam desain puncak tanggul, yaitu 11 meter di atas permukaan laut. "Kami melakukan peninggian di titik 21 sampai titik 71 di Desa Siring dan sekitarnya untuk mengantisipasi longsoran atau luruhan lumpur kering yang menghantam tanggul terluar," katanya.
Menurut dia, jika tanggul tidak ditinggikan dan diperkuat, maka BPLS khawatir terjadi luberan lumpur ke jalan raya. Saat ini, lumpur kering yang berada di kolam penampungan sedang mencari titik keseimbangan alami.
Jika titik keseimbangan itu melewati batas ketinggian tanggul, maka dimungkinkan lumpur akan meluber keluar dan bisa berakibat fatal.
Untuk itu, peninggian tanggul ini sangat diperlukan agar "jagaan" antara muka lumpur dan muka tanggul dalam kondisi aman. Peninggian tanggul Siring itu berdasarkan hasil pemantauan rutin terhadap tinggi "jagaan" lumpur. "Dari pemantauan akhir BPLS ketinggian antara muka lumpur dengan tanggul mencapai 55 cm, sehingga perlu diwaspadai," katanya.
Peninggian dilakukan setinggi satu meter dengan panjang tanggul yang ditinggikan mencapai 1,5 kilometer dari Desa Ketapang sampai Desa Siring. "Jika peninggian dan penguatan tanggul sudah selesai, maka ancaman terhadap jalan arteri Porong dari luberan lumpur bisa dihindari, mengingat jalan tersebut merupakan akses transportasi penting wilayah Jawa Timur," katanya.
Meskipun peninggian sudah dilakukan berkali-kali di wilayah tersebut, namun elevasi tanggul terus menurun.
Hal ini disebabkan di sekitar Siring terjadi penurunan tanah, terutama di sekitar "exit tol" Porong yang cukup tinggi.