REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Petani cabai di lerang Gunung Slamet wilayah Kabupaten Purbalingga, kini sedang menimati panen raya. Hal ini karena cabai hasil panen mereka dihargai sangat tinggi, dan hasil panennya pun cukup baik. ''Kami sangat bersyukur, karena pada bulan puasa ini harga capai dihargai cukup tinggi dan hasil panen petabi kami pun cukup baik,'' kata Kepala Desa Kutawaba Kecamatan Karangreja, Supono, yang juga menjabat sebagai Ketua Koperasi Serba Usaha Sejahtera, Kamis (12/8).
Dia menyebutkan, setiap hari ada ratusan kwintal cabai hasul panen petani yang dikirim ke sejumlah perusahaan makanan dala kemasan seperti PT Indofood dan perusahaan lain yang memproduksi saus sambal dan saus tomat. Menurutnya, pengiriman cabai hasil panen ke perusahaan-perusahaan tersebut dilakukan, karena pertani terikat kontrak.
''Meski demikian, tidak seluruh cabai hasil panen petani dikirimkan ke perusahaan-perusahaan tersebut. Masih ada separuhnya, yang kita jual pada pedagang-pedagang sayuran yang kemudian menjualnya ke pasar-pasar tradisional,'' tambah Supono.
Dia menyebutkan, sebagian besar petani di wilayah yang menjadi sentra penghasil cabai terbesar di Jawa Tengah ini, memang sudah terikat kontrak dengan perusahaan makanan. Dalam kontrak tersebut, petani diwajibkan untuk menyetorkan 250 - 300 ton cabai per musim.
Dia memperkirakan, hasil panenan cabai dari dua desa penghasil cabai, yakni Desa Serang dan Kutabawa, sejak Agustus hingga September mendatang akan mencapai 400 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 300 ton di antaranya diperkirakan akan disetorkan ke perusahaan besar.
Dari pemantauan di Pasar Kutabawa, harga cabai merah keriting masih Rp 35 ribu per kg. Di pasaran umum, harga cabai merah keriting ini bisa mencapai Rp 50 ribu per kg.