REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Sekitar 1200 abdi dalem keraton Ngajogjakarta Hadiningrat akan mendapatkan pelatihan dari Keraton Yogyakarta mulai tahun ini. Tujuan pelatihan ini untuk memberikan pemahaman, hal-hal yang berkaitan dengan keraton, mulai dari ajaran budaya, sejarah, tatakrama, keharusan-keharusan yang harus dilaksanakan di dalam keraton.
Hal itu dikemukakan Pengageng Kawedanan Ageng Panitropuro (kepala sekretariat,red) Keraton Yogyakarta GBPH Joyokusumo pada wartawan usai acara penandatanganan pernyataan kerjasama antara Yayasan Kebudayaan Islam Indonesia (YKII) Keraton Ngajogjakarta Hadiningrat dengan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, di Dalem Joyokusumo, Yogyakarta, Ahad (15/8). Ini sebagai langkah awal dalam rangka membentuk abdi dalem agar sadar budaya.
''Setelah kami melakukan penelitian pada zaman Sultan Hamengku Buwono VIII dan sebelumnya, abdi dalem itu masuk magang setelah dibina para Pangeran. Waktu itu pangeran wajib membina masyarakat di sekitarnya, sehingga masyarakat yang kemudian magang menjadi abdi dalem tertarik karena hasil binaan itu. Sehingga abdi dalem itu sudah mempunyai dasar pengertian tentang unggah-ungguh dan sebagainya, walaupun hal-hal yang bersifat kekeratonan belum mengerti.
Berbeda dengan sekarang pangeran itu ada yang berbisnis dan mempunyai kegiatan sendiri-sendiri, tidak bisa membina masyarakat lingkungannya seperti dulu. Sehingga sejak Sultan HB IX, rekrutmen abdi dalem langsung dari masyarakat pada umumnya ke dalam keraton. Jadi seolah-olah masyarakat masuk ke dalam keraton itu mentah. Oleh karena itu, mereka perlu diberikan pemahaman-pemahaman hal-hal yang berkaitan dengan keraton.
''Ini baru akan kami laksanakan, karena kesadaran kami tentang hal itu baru saja muncul dan mumpung kita-kita ini masih mampu menyelenggarakan, sehingga generasi penerus tinggal meneruskan dengan tatanan yang sudah tertata. Insya Allah akan dimulai pada bulan Syawal ini dan tim instruktur sudah beberapa kali pertemuan untuk menyepakati materi itu,''ungkap dia.
Rencananya tim instruktur berasal dari keraton maupun luar keraton seperti UGM, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, tokoh masyarakat seperti Emha Ainun Najib dan sebagainya dengan membawakan sekitar delapan materi yang berkaitan dengan pelestarian budaya Jawa dalam konteks kekinian.
Diharapkan para abdi dalem dibagi dalam 12 angkatan dan setiap angkatan dapat diselesaikan dalam satu bulan yang diselenggarakan setiap Senin dan Kamis dan setiap hari lamanya sekitar dua jam. Setiap angkatan yang ikut diperkirakan sekitar 100 abdi dalem. ''Diharapkan dalam satu tahun semua abdi dalem sudah mendapat pelatihan.''kata dia.
Rencananya setelah pelatihan abdi selesai, juga akan dilakukan pelatihan bagi para pejabat di lingkungan pemerintah provinsi DIY, kabupaten/kota hingga sampai ke desa. Penyelenggaraannya pelatihan harus di keraton agar mereka merasakan nuansa keraton.