REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Dua satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS), yakni babi rusa dan rusa Bawean, Rabu (18/8), mati karena mengalami gangguan pada kesehatannya. "Babi rusa dan rusa Bawean mati saat menjalani perawatan di ruang karantina KBS. Memang kondisi keduanya mengalami penurunan," ujar kepala hubungan masyarakat (Humas) KBS, Agus Supangkat, kepada wartawan di lokasi, Jalan Setail, Surabaya.
Tim dokter KBS langsung melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian dan sakit yang diderita kedua satwa. Khusus untuk babi rusa, ditemukan benjolan di bagian kepalanya.
Benjolan itu sudah ada selama 1,5 bulan terakhir, sehingga babi rusa mengalami trauma hingga akhirnya mati. Bahkan, bangkai babi rusa sudah dibakar.
"Kepala babi rusa ada seperti benjolan dan sulit sekali hilang meski sudah berusaha diobati. Karena trauma, satwa tersebut akhirnya mati," tukas Agus.
"Satu satwa lainnya masih diotopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Hasilnya baru akan diketahui beberapa hari ke depan setelah melalui proses laboratorium," tutur dia menambahkan.
Matinya babi rusa dan rusa Bawean semakin menambah daftar panjang kematian satwa yang menghuni KBS. Senin, pekan lalu, KBS kehilangan seekor Kanguru Tanah yang mati karena sakit. Dua hari berselang, giliran Leli si Singa Afrika yang mati, juga karena sakit.
Sabtu lalu, Harimau Sumatera juga mengalami kondisi serupa, mati karena terserang penyakit. Terakhir, Selasa kemarin, seekor primata jenis ungko atau kera kecil dan bayi babi rusa juga mati.
Berdasarkan informasi, selama Juni 2010 terdapat kasus kematian hewan secara beruntun. Di antaranya adalah rusa sambar jantan, anak rusa Bawean betina, ikan hias, komodo, babi rusa betina dan anak rusa sambar betina.
Disamping itu, kematian juga terjadi pada dua anak ular phiton, rusa jantan remaja, jalak bali anakan, burung mandar, burung nuri kepala hitam, bekantan jantan, burung mandar, rangkok, kakatua jambul kuning dan bayi rusa.