REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Aparat kepolisian resor kota besar (Polrestabes) Surabaya dan jajarannya mengancam melakukan tindakan tembak di tempat terhadap perampok yang beraksi di Surabaya, Jawa Timur. Menurut Kasubag Humas Polrestabes, Komisaris Polisi Wiwik Setyaningsih, Jumat (20/8), aksi perampokan yang semakin nekat akhir-akhir ini membuat kepolisian kian meningkatkan kewaspadaan.
"Tembak di tempat itu sifatnya sangat kondisional dan tergantung situasi di lapangan," ujarnya. J"ika keadaan mendesak atau pelaku tidak mau menyerah, bahkan melawan dan mengancam jiwa polisi atau orang lain, maka kami terpaksa melakukan tembak di tempat."
Terlebih, lanjut dia, Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta, bukan tidak mungkin juga menjadi sasaran dan ancaman perampokan. Karena itulah, Polrestabes Surabaya, ujarnya, tidak akan main-main menjaga keamanan dan kenyamanan warga.
Kompol Wiwiik menjelaskan, demi mengantisipasi dan mencegah masuknya perampok serta mempersempit ruang gerak penjahat, kepolisian juga melakukan langkah-langkah preventif yakni dengan cara meningkatkan Operasi Cipta Kondisi yang sudah berjalan. "Termasuk juga mengawasi beberapa pusat bank yang tersebar dan toko-toko perhiasan serta penjualan emas yang banyak di Surabaya," kata Wiwik.
Ia menegaskan semua tempat yang merupakan lokasi sasaran perampok, bisa dikatakan sebagai tempat rawan. "Kami tidak ingin kecolongan. Semua tempat kita waspadai," ungkapnya.
Lokasi yang dianggap rawan, antara lain kantor bank di kawasan jalan Raya Darmo, jalan Tidar, serta jalan Kembang Jepun. Sedangkan, pusat penjualan emas yang dipantau ketat, antara lain Pasar Blauran, Pasar Wonokromo, Pasar Pucang, serta Pasar Kupang.
Wiwik menambahkan, selain peningkatan pengamanan terbuka, pihaknya juga menempatkan dan manambah personel yang melakukan pengamanan tertutup. "Di bank - bank itu kita gunakan pengamanan tertutup juga. Tapi, sekali lagi saya tegaskan bahwa semua wilayah kami anggap rawan dan itu tidak boleh membuat anggota lengah," ujarnya.