Kamis 26 Aug 2010 04:20 WIB

Investor Lirik Transportasi Massal di Bandung

Rep: C23/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Kepadatan lalu lintas di Jawa Barat, khususnya Kota Bandung, sudah tidak seimbang lagi dengan penambahan ruas jalan. Sehingga kemacetan parah, terutama pada akhir pekan, kerap terjadi di ibukota Provinsi Jabar itu.

Wakil Gubernur Jabar, Yusuf M Effendy, menyatakan Kota Bandung sudah saatnya memiliki moda transportasi massal untuk mengurai kemacetan. Jenis moda transportasi yang akan dibangun, tergantung dengan kesiapan dan kesanggupan para investor.

''Memang ada investor yang tertarik untuk membangun moda transportasi massal jenis aeromovel atau biasa disebut monorel. Tapi kami masih terus mengkajinya, jangan sampai salah melangkah,'' ungkap pria yang akrab disapa Yusuf M Effendy ini, di ruang kerjanya, Gedung Sate, Bandung, Rabu (25/8).

Ia menuturkan, proyek monorel yang tersendat di DKI Jakarta, menjadi perhatiannya. Maka dari itu, tambahnya, pembangunan moda transportasi massal tersebut harus direncanakan secara matang. Jangan sampai pembangunan moda tersebut, malah menambah persoalan di Bandung.

Pertumbuhan kendaraan di Bandung, paparnya, sudah sangat tinggi. Pada 2009, pertumbuhan kendaraan di Kota Bandung sebesar 17 persen yang tidak seimbang dengan penambahan ruas jalan yang hanya satu persen setiap tahunnya.

''Kini lebih dari satu juta kendaraan berjubel di Kota Bandung, belum lagi pada akhir pekan banyak kendaraan datang dari Jakarta. Dengan moda transportasi massal seperti monorel, akan mengurangi jumlah kendaraan tersebut,'' ucapnya dengan nada optimistis.

Senada diungkapkan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar, Dicky Saromi. Ia menyatakan transportasi massal di Jabar, khususnya di Bandung Raya, sangat dibutuhkan. Pasalnya, kemacetan yang kerap terjadi di Kota Bandung dan sekitarnya, sudah dianggap memprihatinkan.

Ia mengungkapkan, cukup banyak investor, lokal maupun asing, yang telah menjajaki untuk menanamkan modalnya dalam pengadaan moda transportasi massal di Bandung Raya. Namun, ia mengaku tetap berhati-hati dalam investasi tersebut. ''Tentunya kami tidak ingin proyek transportasi massal di Jabar ini nasibnya akan sama seperti proyek Monorel di DKI Jakarta yang akhirnya terbengkalai,'' ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement