REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 25 anggota DPRD Kabupaten Bandung tetap bersikukuh berangkat ke Bali, pada Selasa (2/11). Mereka terkesan tak peduli dengan berbagai kritik, terutama di tengah lambannya penanganan korban-korban banjir.
Kunjungan Dewan yang mengatasnamakan Panitia Khusus Tujuh dan Delapan itu membawa sedikitnya Dua Raperda Utama. Dua Raperda itu adalah Raperda mengenai badan usaha milik desa (Bumdes) dan Raperda tentang kerja sama antar daerah.
Ecep Sukirman, warga Desa Marga Mulya, Kecamatan Pangalengan, mengatakan, tidak sepantasnya jika anggota dewan bersenang-senang di atas penderitaan rakyatnya. Menurutnya, mereka mesti melihat apa yang dialami masyarakat, sebab mereka wakil rakyat.
"Kalau mereka sebentar-sebentar beli mobil, sebentar-sebentar ke Batam, ke Bali, itu melukai hati rakyat," ujarnya, Selasa (2/11).
Padahal, katanya, di Kabupaten Bandung masih banyak korban-korban banjir yang belum tertangani ataupun penanganan limbah yang belum selesai. "Di sini sendiri petani tak dapat perhatian pemerintah, padahal mereka sangat butuh," jelasnya. Banyak petani yang hasil taninya tidak maksimal.
Menanggapi hal itu, anggota DPRD Kabupaten Bandung, Asep Anwar, membantah jika dikatakan tidak peduli dengan masalah rakyat. Pihaknya, kata dia, sudah banyak menangani masalah-masalah korban banjir. "Terserah mau bilang apa. Ini untuk kepentingan masyarakat," kilahnya.