REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG-–Daya serap petani terhadap pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Temanggung, Jateng dirasakan makin merosot. Diperkirakan, selain mulai beralih ke pupuk organik, karena musim yang tak menentu.
‘’Kita memang merasakan betul penurunan pemakaian pupuk urea akhir-akhir ini,’’ ujar Wahyu Bawono, pimpinan Mega Eltra, salah seorang distributor di Temanggung. Pria yang juga pengurus Assosiasi Ditributor Pupuk di Temanggung ini menambahkan merosotnya daya serap petani terhadap pupuk urea juga karena banyak petani menerima bantuan pemerintah, termasuk pupuk serta maraknya perdagangan pupuk organik di pasaran.
Namun, dia menduga, banyak petani yang sudah mengetahui cara pemberian pupuk berimbang. Dengan begitu, karena disertai dengan pemakaian jenis pupuk lain seperti NPK, ponska, dan TSP, maka otomatis pemakaian urea jadi berkurang.
Menurut Wahyu, itu adalah sebuah keberhasilan PPL (petugas penyuluh lapangan) dalam memberikan sosialisasi tentang pupuk. Menanggapi isu yang dilontarkan DPR akan adanya pengurangan jatah pupuk ke daerah, Wahyu menyatakan setuju.
Sebelumnya, Kepala Pemasaran PT Pusri Temanggung, Rohman Setyoherbudi, juga mengatakan sejak beberapa tahun terakhir ini daya serap petani makin merosot. Bahkan tidak jarang, ribuan ton pupuk menumpuk di gudang.
”Daya serap petani setiap bulan selalu di bawah alokasi yang sudah ditetapkan pemerintah. Karena itu, masih ada sisa stok yang kemudian ditumpuk di gudang,” ungkapnya.