REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla meminta semua pihak tidak sembarangan mengirimkan relawan ke daerah bencana. "Sekarang relawan sudah cukup banyak. Boleh saja kirim relawan, tapi harus punya keahilan, keberanian, dan pantang mundur," katanya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (3/11).
Ia tak ingin relawan justru membebani pemerintah dan masyarakat yang tinggal di daerah bencana. "Seperti di Mentawai. Kalau sukeralawan takut ombak, jangan ke Mentawai karena di sana ombaknya besar, angin kencang, dan sering hujan," katanya usai melantik pengurus PMI Provinsi Jatim periode 2010-2015 itu.
JK, sapaan akrabnya mengingatkan semua pihak bisa menahan diri dengan tidak sembarangan mengirimkan tenaga sukarelawan, baik ke Wasior di Papua Barat, Kepulauan Mentawai di Sumatra Barat, maupun ke daerah dekat Gunung Merapi. "Kalau bisa kirim saja sukarelawan yang memiliki keahlian membangun rumah dan mampu mengevakuasi para korban," kata Wakil Presiden RI periode 2004-2009 itu.
Menurut mantan ketua umum Partai Golkar ini, PMI sendiri sudah mengirimkan tenaga sukarelawan di tiga lokasi bencana itu. Bahkan, di Gunung Merapi, PMI paling awal mengirimkan tenaga sukarelawannya, termasuk Tutur Priyono yang tewas bersama 15 orang di sekitar rumah juru kunci Merapi, Mbah Maridjan.
Saat ini PMI menangani sekitar 60 ribu pengungsi korban letusan Gunung Merapi. "Kebutuhan mereka, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan harus dipenuhi," tandas JK.