REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI--Hujan abu vulkanik kembali melanda hampir merata di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyusul Gunung Merapi yang menyemburkan awan panas susulan, Rabu sekitar pukul 15.30 WIB.
Gunung Merapi yang kembali menyemburkan awan panas tersebut menyebabkan terjadinya hujan abu pekat di wilayah Kecamatan Selo, Musuk, Cepogo, Ampel, dan Boyolali Kota, sekitar pukul 16.35 WIB. Akibat pekatnya hujan abu vulkanik tersebut, mengganggu penglihatan warga sekitar, karena jarak pandang hanya dapat terlihat sekitar tiga meter.
Selain itu, akibat semburan awan panas Merapi juga dirasakan bau belerang yang menyengat di wilayah Kecamatan Musuk dan Cepogo. Setiyono, tokoh masyarakat yang juga relawan di Musuk, mengatakan, warga di Kecamatan Musuk terutuma di Dukuh, Sangup, Mriyan, Cluntang, dan Lanjaran, dikosongkan, karena hujan abu pekat dan bau belerang.
Namun, kata Setiyono, dalan evakuasi warga ada kendala, karena truk yang untuk mengangkut pengungsi berhenti di jalan, akibat kondisi gelap karena hujan abu yang cukup tebal.
Menurut dia, warga diupayakan untuk diungsikan ke Desa Sumur dan Jemowo di Musuk atau tempat yang lebih aman. "Desa Jemowo, kondisi gelap gulita sehingga evakuasi tidak dapat dilakukan," kata Setiyono.
Sementara abu vulkanik di Kota Boyolali, juga dirasakan oleh warga sekitar, karena abu asal Gunung Merapi itu ketebalan mencapai sekitar dua centimeter sehingga menggangu para pengguna jalan. Sejumlah pengendara sepeda motor di Jalan Pandanaran Boyolali, terlihat mengenakan masker dan mereka berjalan pelan-pelan akibat kondisi gelap.
Dwi Adi Nugroho, warga Ampel Boyolali, menjelaskan, abu vulkanik mencapai sekitar dua centimeter, sehingga mengganggu pengguna jalan.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Boyolali, Sumantri mengatakan, evakuasi sedang berlangsung akibat hujan abu pekat di wilayah Boyolali.
Menurut Sumantri, pengungsian warga dilakukan hingga radius 20 kilometer dari puncak Merapi akibat hujan abu pekat dan bau belerang.
Komandan Kodim 0724 Boyolali yang juga koordinator lapangan penanganan bencana Merapi, Letkol ARH Soekoso Wahyudi, membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya mendapat laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, terkait hak tersebut.
Namun, kata Dandim, kondisi wilayah Selo masin aman, pengungsi masih berada di pos pengungsian, Desa Samiran hingga saat ini.