Kamis 04 Nov 2010 07:44 WIB

Pengungsi Merapi Ingin Relokasi Tempat dan Perekonomian

Rep: abdullah sammy/ Red: Krisman Purwoko
Seorang anak berlari menyelamatkan diri saat terjadi semburan material vulkanik dari puncak Gunung Merapi yang tertutup kabut, dari Tempat Pengungsian Akhir Samiran, Selo, Boyolali, Jateng
Foto: antara
Seorang anak berlari menyelamatkan diri saat terjadi semburan material vulkanik dari puncak Gunung Merapi yang tertutup kabut, dari Tempat Pengungsian Akhir Samiran, Selo, Boyolali, Jateng

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Warga yang tinggal di sejumlah desa di lereng Merapi bersedia direlokasi asalkan ada jaminan mata pencaharian dan sumber perekonomian. Selama ini, desa tempat mereka tinggal tak hanya sebatas tempat berteduh, namun juga sebagai sumber pendapatan sehari-hari.

"Boleh saja dipindah. Tapi kita mau cari makannya gimana. Selama ini kita kan cari uang di desa. Ada yang beternak, ada yang bertani, ada yang menambang," ujar Karto, salah satu pengungsi asal Desa Umbulharjo, Sleman.

Di samping itu, dia khawatir akan pendidikan sang anak yang sekolahnya berada di tengah desa. "Kalau pindah, bagaimana sekolah anak saya," katanya.

Walau begitu, tak sedikit warga yang ingin segera direlokasi. Salah satunya Santoso. Setelah desanya di Pelemsari hancur diterjang wedhus gembel, dia ingin segera pindah ke lokasi baru.

Dia mengaku enggan kembali ke rumah yang sepanjang hidup dia tempati. "Pinginnya pindah ke tempat yang lebih aman, biar tidak usah pindah-pindah seperti ini lagi," katanya.

Camat Cangkringan, Syamsul Bakhri memahami dengan ketakutan masyarakat. Keinginan untuk relokasi dipandangnya dapat menjadi solusi jangka panjang. Namun dia tidak mau terburu-buru mengambil tindakan.

"Takutnya ini cuma keinginan jangka pendek saja. Saat diberi tempat reloksasi--di saat lain desa Kinoharjo telah hijau kembali--jangan-jangan mereka balik lagi ke desa. Ini kondisi yang kerap terjadi," katanya saat dijumpai Republika di barak pengungsian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement