REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperkirakan jumlah material vulkanik yang telah dimuntahkan Gunung Merapi selama fase erupsi sejak 26 Oktober mencapai sekitar 50 juta meter kubik. "Pada letusan 26 dan 30 Oktober, material vulkanik yang telah dimuntahkan Gunung Merapi mencapai 11 juta meter kubik," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Kamis.
Namun karena erupsi masih terjadi secara terus menerus dan dalam skala besar, kata dia, jumlah material vulkanik yang telah dikeluarkan Merapi bisa mencapai sekitar 50 juta meter kubik. Menurut dia, volume material vulkanik yang sangat besar tersebut berpotensi menimbulkan ancaman lahar di lereng Gunung Merapi sehingga perlu diantisipasi dengan baik terlebih saat terjadi hujan di gunung.
Sejak Rabu (3/11), pukul 11.12 - 16.00 WIB, dan kemudian berlanjut kembali pada pukul 18.01 WIB hingga Kamis sore, Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitas seismik yang tinggi. Pada Kamis, sekitar pukul 06.00 WIB terjadi erupsi eksplosif dengan kolom asap mencapai ketinggian sekitar delapan kilometer.
Letusan tersebut juga disertai dengan semburan api serta batu pijar dengan jarak sekitar 500 meter. Badan Geologi pun telah menambah radius aman bagi masyarakat menjadi 15 kilometer mengingat jarak jangkauan awan panas yang diluncurkan Merapi pada Rabu cukup jauh.
Pada evaluasi lapangan yang dilaksanakan tim dari BPPTK pada Kamis pagi, diketahui bahwa jarak luncuran awan panas di sejumlah wilayah telah mencapai lebih dari 10 km. Di Kali Bebeng yang berada di sektor barat daya Gunung Merapi, jarak luncur awan panas mencapai 11,5 km, di Kali Boyong (10 km), Kali Putih (11 km), dan Kali Gendol (9,5 km).
Sementara itu, Staf Ahli Geologi BPPTK Dewi Sri Sayudi mengatakan, sejumlah sungai yang memiliki hulu di Gunung Merapi diperkirakan masih mampu menampung material vulkanik yang telah dikeluarkan Merapi.
"Sungai yang perlu diwaspadai adalah Sungai Lamat di sisi barat Merapi karena memiliki hulu yang sempit dibanding sungai-sungai lainnya," katanya.
Ia mengatakan, apabila jumlah material vulkanik yang berada di Sungai Lamat hampir sama dengan jumlah material vulkanik di sungai-sungai lainnya, maka kemungkinan akan ada limpasan material vulkanik di sungai tersebut mulai dari jarak enam km dari puncak Gunung Merapi. "Tetapi, kami memang belum bisa menjangkau sungai tersebut karena masih ada hujan abu cukup lebat di daerah tersebut," katanya.
Daerah lain yang cukup berpotensi terkena limpasan lahar Merapi adalah di sekitar Jembatan Kemiri. "Kami tetap berharap, daerah tersebut aman karena tebing sungai cukup tinggi," katanya.