REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI--Letusan Merapi mengakibatkan sedikitnya 20 ribu warga Kabupaten Boyolali dari tiga kecamatan harus mengungsi. Namun, ironisnya di tengah kondisi itu, ternyata dua pejabat, yakni Wakil Bupati (Wabup) dan Kepala Kesbangpolinmas Boyolali justru berkunjung ke Bali dengan dalih kunjungan kerja.
Dua pejabat tersebut merupakan pihak yang paling berwenang untuk menangani pengungsi. Namun, Wabub, Agus Purmanto justru ke Bali sejak 3 November bersama Kepala Kesbangpolinmas Sumantri DM, perwakilan dari Humas Informatika dan Protokol, serta seorang dari sekretariat dewan. Rombongan tersebut menuju Kabupaten Jembrana untuk belajar pilkada elektronik atau e-voting.
Wakil Ketua DPRD Boyolali, Tanthowi Jauhari menyesalkan kunjungan tersebut dilakuikan di tengah kondisi warga Boyolali yang harus mengungsi akibat letusan Merapi. Terlebih, salah satu pejabat tersebut memiliki tugas sebagai koordinator dalam menangani masalah bencana.
“Kami menyesalkan pejabat yang tetap berkeras untuk kunjungan kerja pada saat kondisi seperti ini. Lebih lagi, bupati ternyata mengizinkan hal itu,“ ujarnya kepada wartawan saat dikonfirmasi, Jumat (5/11).
Diungkapkan Tanthowi, kunjungan tersebut sebenarnya telah mendapat tentangan dari pihak DPRD. Komisi I DPRD Boyolali yang semula diajak pun memilih tidak ikut serta.
Tanthowi tak bisa menerima alasan Bupati memberi izin kunjungan tersebut lantaran sudah ada pembagian tugas. Menurutnya, kunjungan tersebut bisa dilakukan di waktu lain. “Kalau hanya untuk mendalami e-vote saja, bisa dilakukan lain waktu, bukan dalam kondisi seperti ini, “ ungkapnya.
Kondisi pengungsi sendiri, kata Tanthowi, memprihatinkan. Sebanyak 65 pengungsi harus dirawat di rumah sakit. “Banyak yang harus terpisah dari keluarga karena panik, “ ungkapnya. Dalam keadaan seperti itu, yang mengurus pengungsi justru para relawan, bukan pejabat yang berwenang.
Sementara itu, sedikitnya 20 ribu warga Boyolali harus mengungsi lantaran letusan Gunung Merapi. Warga tersebut berasal dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Selo, Kecamatan Musuk, dan Kecamatan Cepogo. Saat ini, mereka tersebar di 14 titik lokasi pengungsian termasuk pendopo Pemkab dan Gedung Olah Raga Boyolali.