REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN--Delapan pengungsi yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusa (tRSUP) Sutardji, Klaten, Jawa Tengah dilaporkan meninggal dunia. Pengungsi tersebut meninggal setelah sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit. Menurut Humas RSUP Suradji Tirtonegoro, Petrus Soeradji Tirtonegoro, jumlah tersebut merupakan akumulasi total korban meninggal dunia dari (26/10) hingga Sabtu(6/11) kemarin.
Selain akibat luka bakar, Petrus mengatakan terdapat beberapa macam penyakit yang mengakibatkan mereka meninggal. "Penyakitnya macam-macam dari stroke sampai demam,"ujar Petrus di RSUP, Ahad (7/11). Seorang pasien yang meninggal dunia, ungkapnya, tewas karena menderita luka bakar hingga 80% akibat wedhus gembel. Sementara terdapat seorang pasien bayi lainnya yang tewas karena berat yang terlalu ringan dan menderita gizi buruk.
Total pasien pengungsi Gunung Merapi yang saat ini berobat ke RSUP hingga mencapai 189 orang. Menurut Petrus, 145 orang di antaranya masih menjalani rawat inap dan 31 pasien merupakan penderita luka bakar. Petrus pun mengungkapkan pihak rumah sakit tidak menarik biaya sepeser pun untuk biaya pengobatan pengungsi. "Dengan catatan harus ada rujukan keluar dari posko," ujarnya.
Lebih lanjut, Petrus mengaku saat ini rumah sakit kekurangan combosio, yaitu obat untuk luka bakar. Menurut Petrus, RSUP bukan merupakan rumah sakit dengan standar pengobatan luka bakar di atas 80 persen. Sehingga, ujar Petrus, obat-obatan yang dimiliki tidak memadai. Akan tetapi karena kebijakan pemerintah, ungkapnya, rumah sakit harus menerima pasien penderita luka bakar.