REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN--Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Merapi yang terletak di daerah perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Yogjakarta, yang ditampung di sejumlah pengungsian di daerah Klaten kini terus meningkat. Untuk jumlah pengungsi yang ditampung di tempat-tempat pengungsian di Klaten, Minggu (7/11) tercatat 78.765 jiwa dan Senin (8/11) naik menjadi 93.091 jiwa, kata Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Klaten Sugeng Haryanto, di Klaten.
Sebanyak 93.091 pengungsi itu tersebar di 17 kecamatan berada di 192 titik. Pengungsi tersebut tidak hanya dari warga Klaten, tetapi juga berasali Boyolali, dan Kabupaten Slemen (Yogjakarta). Naiknya pengungsi Merapi itu diakibatkan masih adanya suara bergemuruh di Merapi dan untuk sekarang ini masih dalam status 'awas'.
Staf Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten Dwi Margono mengatakan, pengungsi Merapi yang ada di daerahnya juga terus meningkat, mereka itu berasal dari daerah Karangnongko dan Manisrengo. "Tadi malam itu datang pengungsi baru asal daerah Karangnongko dan Manisrenggo ada sekitar 4.000 jiwa dan mereka itu ditempatkan di Pabri Gula Gondang baru, SMK Negeri Jogonalan dan SMA Negeri Jogonalan," katanya.
Pengungsi baru itu datang setelah mendengar suara bergemuruh dari Merapi Minggu (7/11) malam yang terdengar sampai Kota Klaten. Sebelumnya Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng sampai Minggu (7/11) sore kemarin menyebutkan, jumlah pengungsi di Kabupaten Magelang meningkat menjadi 102.353 orang, Boyolali sebanyak 60.643 orang dan di Klaten 58.482 orang sehingga total jumlah pengungsi di empat kota/kabupaten tersebut sedikitnya mencapai 224.250.