REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufry menyatakan keprihatinannya pada hilangnya empat Taruna Tanggap Bencana (Tagana) di Desa Glagah Harjo dalam upaya evakuasi korban. Kemensos pun berjanji santuni keluarga Tagana. Para Tagana tersebut yakni, Supriyanto, Supriyadi, Samiong, dan Suyatno.
Sebelumnya juga tercatat dua Tagana gugur dalam tugas, yakni Slamet Ngatiran (Desa Kinahrejo) dan Aryatno (Desa Glagah Harjo). "Mereka berupaya menyelamatkan pengungsi dengan mempertaruhkan nyawa sendiri" jelas Mensos, dalam pesan singkatnya, Senin (8/11). Ia pun berjanji akan memberikan santunan yang layak kepada ahli waris dan keluarganya serta penghargaan khusus atas jasanya.
Di tengah rapat bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Gedung Agung Yogyakarta, ia menjelaskan, Kementerian Sosial telah memobilisasi 1.500 Tagana ke empat kabupaten di sekitar Gunung Merapi. "Kami berharap Tagana yang sedang bertugas tetap bersemangat dan berhati-hati di lokasi berbahaya, terutama menjaga komunikasi dan memakai perlengkapan yang memadai," pesan Mensos.
Mensos mengakui medan yang ditempuh ribuan Tagana amat berat. Pasalnya, ia sempat menengok lokasi pengungsian di. Desa Selo, Boyolali atau sekitar 4,5 km dari puncak Merapi sebelum erupsi kedua terjadi Jumat dini hari lalu (5/11). Di desa itu, ia berjumpa Tagana asal Jepara, Jawa Tengah yang bertugas sejak hari pertama erupsi pada 26 Oktober kemarin.
Para Tagana dari berbagai daerah itu bertugas mengevakuasi penduduk, mempersiapkan dapur umum, dan distribusi logistik. "Kami apresiasi mereka dan semua petugas/relawan, juga wartawan yang meliput bencana," ujar Salim. Selain itu, Mensos mengapresiasi kelompok masyarakat yang menggalang Gerakan Nasi Bungkus untuk korban Merapi. Hal ini dinilainya sebagai bentuk kebangkitan bangsa Indonesia.
"Itu bukti kesetiakawanan sosial, termasuk Save Mentawai dan Wasior. Jati diri kita sebagai bangsa bangkit di tengah bencana," papar Mensos. Mensos pun sempat mengacungi jempol lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, pemerintah daerah, TNI dan Polri yang bisa bahu membahu bersama pemerintah pusat di daerah bencana.