Selasa 09 Nov 2010 02:59 WIB

Makanan Khusus Pengungsi Anak Korban Merapi Belum Ada

Rep: Prima Restri/ Red: Endro Yuwanto
Pengungsi anak korban Merapi
Foto: Tahta/Republika
Pengungsi anak korban Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tinggal di tenda darurat bagi puluhan ribu pengungsi anak letusan Gunung Merapi memang tidak bisa dihidarkan. Mereka tak punya pilihan lain.

''Karena mengungsi sifatnya tanggap darurat, anak-anak memang tidak punya pilihan,'' kata Pelaksana Program Depot Anak Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Diani Puspitaningrum, saat dihubungi Republika, Senin (8/11).

Meski diakui bahwa terlalu lama tinggal di tenda darurat akan mempengaruhi kesehatan baik fisik maupun psikis, yang terpenting, menurut Diani, adalah hiburan bagi anak-anak dan juga menjaga kesehatan mereka.

Jika kesehatan mereka terganggu, maka akan lebih menyulitkan lagi. Dan salah satu faktor pendukung kesehatan anak adalah makanan untuk anak. ''Terakhir YKAI melihat di lapangan pekan lalu belum ada makanan khusus anak. Mereka masih makan nasi bungkus seperti orang dewasa di mana ada yang melapor ke kami nasinya keras,'' tutur Diani.

Pantauan YKAI melihat hanya ada makanan kudapan berupa biskuit saja. Pendirian dapur umum khusus untuk anak memang sangat diperlukan. Meski diakui sudah ada dapur umum khusus anak namun jumlahnya sangat terbatas dan sulit menjangkau pengungsi yang sangat menyebar.

Di sisi lain, YKAI melihat perlu ada bantuan berupa buku bacaan.''Supaya mereka tidak jenuh menunggu di tempat pengungsian,'' tutur Diani. Buku bacaan itu bisa berupa buku cerita anak-anak dan buku bacaan anak lainnya.

Selain itu semakin besarnya eskalasi bencana juga menyebabkan kegiatan pendidikan bagi anak-anak berhenti. Saat letusan pertama anak-anak bisa sekolah di pagi hari dan kembali ke pengungsian di siang hari. ''Saat ini mereka sudah berhenti sekolah,'' tutur dia. Terkait ini pemerintah diharap bisa mendirikan sekolah darurat di dekat pengungsian supaya anak-anak pengungsi tidak terlalu tertinggal pelajaran.

Diani menambahkan, saat ini pengungsian sudah mendekati Yogyakarta dan kemungkinan bisa didirikan sekolah darurat di sana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement