REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG—Gubernur Jawa tengah, H Bibit Waluyo meminta maaf jika tidak semua pengungsi mendapat pelayanan yang memadai. "Besarnya jumlah pengungsi dan minimnya tenaga relawan menyebabkan pelayanan masih banyak kekurangan di sana- sini," ujarnya.
Ia juga meminta agar semua pihak tidak saling menyalahkan dalam situasi yang darurat ini. “Yang pasti kita bekerja keras dan maksimal untuk meringankan beban pengungsi,” imbuhnya.
Jumlah pengungsi erupsi gunung Merapi yang ada di Provinsi Jawa Tengah mencapai 215 ribu jiwa lebih. Mereka tersebar di wilayah Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Kabupaten Klaten.
Jumlah ini diperkirakan masih bisa bertambah mengingat aktivitas vulkanis gunung ini yang masih sulit diprediksi. Selain itu, jumlah ini merupakan pengungsi yang terdata di luar kawasan rawan bencana Merapi.
“Untuk kebutuhan para pengungsi, Pemprov Jawa Tengah terus mengucurkan dana tanggap darurat bencana. Kebutuhan logistik pengungsi, terutama beras juga dipastikan tercukupi,” ujarnya, Senin (8/11).
Hingga saat ini, jelas Bibit, logistik beras yang disalurkan Pemprov untuk memenuhi kebutuhan 10 hari ke depan masih sebanyak 500 ton. Demikian juga dengan kebutuhan lauk pauk.
Persediaan ini diharapkan akan mencukupi kebutuhan para pengungsi yang ada di Kabupaten Magelang, Klaten dan Boyolali. “Berdasarkan pendataan, jumlah pengungsi ini mencapai 215 ribu lebih jiwa,” ujarnya.
Rinciannya, kebutuhan makan per orang dikalkulasi sebanyak 4 ons beras dengan indeks lauk pauk sebesar Rp 5000. Kebutuhan beras per hari untuk 215 ribu pengungsi mencapai 85 ton dan uang lauk pauk sebesar Rp 1,25 miliar.