REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI--Petugas pemantau Gunung Salak, yang lokasinya berada di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Bogor Dewo Sudewo mengemukakan bahwa salah satu gunung berapi yang masih aktif tersebut kondisinya normal aktif. Saat dihubungi ANTARA di Sukabumi, Kamis, ia menjelaskan bahwa informasi itu berdasarkan hasil rekaman seismograf di pos pemantau Gunung Salak, Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tidak menunjukan adanya peningkatan aktivitas, sehingga gunung tersebut aman.
"Gunung Salak aktivitasnya masih normal aktif dan tidak ada guncangan gempa vulkanik sampai saat ini," kata Dewo Sadewo.
Dewo menjelaskan bahwa gunung yang memiliki tinggi 2.211 meter di atas permukaan laut itu terakhir meletus pada tahun 1938 silam. Sejak itu, kata dia, sampai sekarang gunung tersebut masih dalam kondisi aman karena dari pantauan pihaknya pada gunung tersebut tidak ada aktvitas vulkanik yang menonjol. "Sampai saat ini Gunung Salak masih aktif dan tidak ada peningkatan status atau bisa dikatakan aman," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa isu yang beredar di masyarakat bahwa saat ini sedikitnya ada delapan gunung berapi di Indonesia berstatus siaga, yang salah satunya adalah Gunung Salak itu tidak benar. Bahkan pihaknya menampik ada peningkatan aktivitas terhadap gunung tersebut pasca meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. "Kami menegaskan, Gunung Salak saat ini dalam kondisi normal aktif," katanya.
Menurutnya, peningkatan aktivitas gunung berapi bisa diketahui dengan cara meninjau kondisi panas bumi, yang ditandai meningkatnya suhu kawah. Jika Gunung Salak statusnya meningkat, maka pihaknya dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan langsung melakukan penelitian. "Mungkin penelitian tersebut untuk mengetahui sejauh mana peningkatan aktivitas Gunung Salak," ujarnya.
Ia menambahkan, dari hasil rekaman seismograf yang ada di posnya sampai saat ini tetap normal. Untuk itu warga yang tinggal di lereng gunung tidak perlu khawatir dan jangan mudah percaya terhadap isu yang menyesatkan.