REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL--Seorang pengungsi bencana Gunung Merapi warga Selobentar, Banyudono, Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Marwah (65) yang mengungsi di Pondok Pesantren Al Hadid, Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meninggal dunia, Senin petang. "Pengungsi yang meninggal dunia adalah Ny Marwah, dan masih anggota keluarga dari salah satu santri kami asal Magelang," kata salah seorang pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hadid Nunung Ambarwati, di Karangmojo, ketika dihubungi pada Senin malam.
Ia mengatakan pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebab meninggalnya Ny Marwah, karena kejadiannya mendadak. "Pengungsi tersebut sebelumnya masih shalat Asar berjamaah, dan kemudian berjalan-jalan. Setelah itu terlihat tiduran sekitar pukul 17.00 WIB, namun tiba-tiba ada santri yang mengabarkan kalau yang bersangkutan terlihat lemas serta dingin. Kemudian langsung dibawa ke RSUD Wonosari," katanya.
Nunung mengatakan tidak mengetahui apakah pengungsi tersebut meninggal dalam perjalanan, atau sudah mendapat pertolongan medis di rumah sakit. Ny Marwah setelah dipastikan meninggal dunia, jenazahnya kemudian dibawa keluarganya untuk dimakamkan di daerah asalnya. "Kami sempat menawarkan apakah jenazah akan dimakamkan di Karangmojo saja, namun pihak keluarga menginginkan dibawa pulang untuk dimakamkan di daerah asalnya. Jenazah dari RSUD Wonosari langung dibawa pulang, tidak transit dulu di pondok pesantren," katanya.
Menurut dia, Ny Marwah tiba di Ponpes Al Hadid setelah terjadi letusan Gunung Merapi yang pertama bersama sekitar 50 orang, dan sudah sekitar tiga pekan berada di pondok ini. "Kami menjemput keluarga dan kerabat santri yang berada di zona bahaya Merapi untuk diungsikan ke ponpes ini, termasuk Ny Marwah bersama sekitar 50 orang lainnya," katanya.
Ia mengatakan sebagian besar pengungsi yang berada di ponpes ini pada Jumat (12/11) lalu sudah ada yang dikembalikan ke daerah asalnya, dan saat ini hanya tersisa sekitar 15 orang, termasuk pengungsi yang meninggal dunia itu.