Rabu 24 Nov 2010 07:41 WIB

Status Bromo Naik Menjadi Awas

Gunung Bromo
Foto: antara
Gunung Bromo

REPUBLIKA.CO.ID,Aktivitas Gunung Bromo di Jawa Timur meningkat sehingga pada Selasa mulai pukul 16.30 WIB statusnya ditingkatkan dari "siaga" menjadi "awas".

Peningkatan aktivitas Gunung Bromo yang dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Pos Pengamatan Gunung Bromo di Ngadisari, Cemorolawang, Probolinggo itu telah disebarkan ke pemerintah daerah di sekitar Gunung Bromo.

Kepala Kesbang Linmas Kabuaten Pasuruan, M Yahya, mengaku sudah mendapat pemberitahuan peningkatan status Gunung Bromo tersebut lewat Kementerian ESDM Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan data dari Pos Pengamatan Gunung Bromo di Ngadisari, Cemorolawang, Probolinggo, aktivitas gempa vulkanik meningkat sejak 8 November 2010.

Kegiatan Gempa Vulkanik Dalam (VA) dan Gempa Vulkanik Dangkal (VB) secara fluktuatif terus meningkat. Sejak tanggal 8 November 2010 mulai tercatat Tremor Vulkanik.

Berdasarkan pengamatan data kegempaan dan visual serta analisis data tersebut, status kegiatan Gunung Bromo dinaikkan menjadi Awas (Level IV) sejak 23 November 2010 pukul 16.30 WIB.

Sehubungan dengan status Bromo menjadi awas itu, ia meminta masyarakat di sekitar Bromo tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan Bromo.

Untuk mengurangi risiko bencana erupsi Bromo, masyarakat tidak diperbolehkan mendekati kawah aktif atau kawasan wisata Bromo harus ditutup dari segala aktivitas.

Gunung Bromo secara administratif terletak di Kabupaten Probolinggo, dan memiliki tinggi puncaknya 2.329 meter dari permukaan laut.

Kegiatan Bromo umumnya dicirikan oleh hembusan asap kawah berwarna putih tipis sampai putih tebal, tekanan lemah dengan ketinggian berkisar antara 75-150 meter dari puncak, bau belerang tercium tajam.

Pengamatan kegempaan Bromo dipantau dengan menggunakan seismograf PS-2 secara telemetri semakin aktif, dimana pada tanggal 1-7 November hanya terjadi 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), 5 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), 5 kali gempa Tektonik Jauh (TJ).

Namun pada 15-21 November 354 kali gempa Vulkanik Dangkal (VB), 10 kali gempa Vulkanik Dalam (VA), 6 kali gempa Tektonik Jauh (TJ). Gempa Tremor menerus dengan amplituda maksimum 1,5-3 mm.

Secara visual pada tanggal 1-7 November visual ke arah puncak Bromo tertutup kabut pada saat cuaca cerah teramati hembusan asap berwarna putih tipis-putih sedang, tekanan lemah, tinggi 75 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara.

Tapi, pada 22-23 November teramati hembusan asap berwarna putih sedang-putih tebal, tekanan kuat tinggi 250 meter di atas bibir kawah, condong ke arah utara.

Gunung Bromo selama abad 20 telah meletus sebanyak tiga kali per 30 tahunan. Letusan terbesar terjadi 1974 dan terakhir pada 8 Juni 2004 dimana terjadi letusan freatik dengan tinggi asap 3.000 meter dari bibir kawah.

Akibat letusan kala itu menimbulkan korban jiwa yakni dua orang meninggal, dan lima orang luka-luka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement