REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI--Pembangunan rumah susun warga (rusunawa) di Cimahi, Jabar terus digalakkan. Pembangunan tersebut diprioritaskan untuk warga tidak mampu yang selama ini hidup di kampung atau tempat-tempat kumuh di Cimahi.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi, Ison Suhud, mengatakan rusunawa-rusunawa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan warga. Selama ini, banyak warga yang masih tinggal di tempat kumuh, seperti di pasar, dekat rel kereta api, dan di pemukiman yang tidak sehat.
Apalagi, harga sewa rusunawa per bulan sangat terjangkau, yakni antara Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Semua rusunawa itu memiliki lima lantai. Masing-masing lantai harga sewanya tidak sama. Semakin ke atas, harganya semakin murah. "Kalau paling atas, biayanya hanya di bawah Rp 150 ribu per bulan," kata Ison, Kamis (25/11).
Lokasi yang dipilih kali ini adalah Kelurahan Leuwi Gajah, Kota Cimahi. Alasannya, karena kawasan tersebut merupakan padat penduduk.
Saat ini masih ada tiga rusunawa di Leuwi Gajah yang proses pembangunannya belum selesai. "Kita memang targetkan lebih banyak lagi karena pertumbuhan penduduk terus meningkat dan agar tidak ada lagi warga yang hidup di tempat kumuh," kata Deni Herdiany, staf ketua bidang Perumahan Gedung, pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi.
Saat ini, kata dia, sudah ada tujuh rusunawa yang dibangun dan ditempati. Ketujuh rusunawa itu berada di kawasan-kawasan padat penduduk, yakni tiga di Cigugur Tengah dan empat di Cibeureum.
Sedangkan tiga lainnya masih dalam proses membangun, yakni di Kelurahan Leuwi Gajah. Pembiayaan pembangunan rusunawa tersebut ditanggung Pemerintah Pusat. Sedangkan Pemerintah Kota Cimahi sendiri hanya menyediakan lahan, fasilitas, termasuk juga perawatannya.
Biaya pembangunan rusunawa per kwin block (bangunan kembar) sebesar Rp 9 miliar sampai Rp 10 miliar. Untuk membangun 10 rusunawa pemerintah bisa mengeluarkan anggaran sebesar Rp 100 miliar. "Itu kalau harga barang-barangnya tidak naik," ungkapnya.