Sabtu 04 Dec 2010 08:28 WIB

Aktivitas Vulkanis Gunung Bromo Makin Menurun

REPUBLIKA.CO.ID,PROBOLINGGO--Aktivitas vulkanis Gunung Bromo makin mengalami penurunan selama lima hari terakhir sejak tanggal 29 November 2010.

Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo, Gede Suantika, di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat malam, mengatakan penurunan aktivitas itu ditandai dengan menurunnya gempa vulkanik dangkal.

Pada pukul 12.00-18.00 WIB gempa vulkanik dangkal hanya terjadi lima kali atau lebih sedikit, jika dibandingkan dengan kejadian pada pukul 06.00-12.00 yang mencapai delapan kali. Gempa vulkanik pada pukul 12.00-18.00 WIB itu amplitudonya 32 mm. Namun, gempa tremor hingga saat ini masih terjadi secara terus-menerus dengan amplitudo 32 mm.

"Demikian halnya dengan asap yang keluar dari Bromo tekanannya juga sedang-sedang saja dengan ketinggian 200-300 meter dan mengarah ke timur laut (Cemorolawang)," kata Gede saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo itu.

Kendati demikian, status gunung api berketinggian 2.392 meter dari permukaan air laut itu tetap Awas (level IV). "Kami tidak bisa menurunkan status hanya berpijak pada kondisi dan data aktivitas selama lima hari terakhir. Gunung Merapi saja butuh waktu 20 hari sebelum statusnya diturunkan menjadi Siaga (level III)," katanya.

Oleh sebab itu, pihaknya tetap menyatakan bahwa kawasan dengan radius tiga kilometer dari kawah tetap berbahaya bagi siapa saja. "Selama statusnya belum diturunkan, kami tetap menyatakan kawasan dalam radius tiga kilometer tetap berada dalam zona bahaya," kata Gede.

Puncak aktivitas Gunung Bromo terjadi pada 29 November 2010 atau enam hari setelah berstatus Awas dengan mengeluarkan asap berwarna kelabu setinggi 800 meter dan bertekanan tinggi.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement