REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyakarat yang tinggal di sekitar sungai-sungai asal Merapi tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir lahar dingin. "Warga di sekitar Kali Code harus tetap waspada mengingat saat ini DIY sudah memasuki musim hujan" kata Gubernur, Sabtu (11/12), saat meninjau kerusakan-kerusakan prasarana umum di Bantul, yang juga rusak akibat bajir lahar dingin erupsi Merapi.
Menurut Sultan, selama musim hujan ribuan meter kubik material Merapi yang mengalir melalui Sungai Boyong bisa mengalir ke ke Kali Code. Selain itu, banjir juga bisa terjadi di aliran Sungai Gajah Wong dan Kali Winongo -- dua sungai yang juga berasal dari Sleman, melewati Yogyakarta dan lalu menuju ke Bantul.
"Dengan asumsi material di Merapi yang melawati sungai-sungai disini mencapai 78 juta meter kubik, sedangkan material yang melewati Kali Boyong mencapai 15 juta meter kubik selanjutnya terbawa bajir lahar dingin hingga Kali Code mencapai 10 persennya saja, maka akan ada 1,5 juta meter kubik. Dan ini akan selalu menjadi ancaman manakala terjadu hujan yang lebat dengan intensitas yang tinggi di kawasan puncak Merapi," kata Sultan.
Kedatangan Sultan ke Bantul untuk melihat langsung kerusakan yang terjadi pada talud-talud di Kali Code di kawasan Bantul, akibat banjir lahar dingin Senin lalu. Talud yang rusak ini terletak di Dusun Pandean, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon.
Ir Yulianto, Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Bantul, mengatakan setidaknya dibutuhkan dana Rp 8 miliar untuk membangun kembali talud-talud tersebut. Menurut dia, Pemkab Bantul sendiri belum bisa memperbaiki talud-talud itu karena keterbatasan dana.
"Tapi kita akan segera memasang bronjong-bronjong untuk mencegah gerusan akibat banjir lahar dingin. Masyarakat yang berada di bantaran sungai Kali Code, Winongo, Gajah Wong diharapkan secara gotong royong membuat talut darurat dari karung pasir agar banjir lahar dingin tidak masuk pemukiman," katanya.
Pada kunjungannya tersebut, Sultan mengatakan Pemprov akan membantu 10 ribu karung untuk dipakai masyarakat bantaran sungai untuk membuat benteng penahan air. "Karung tersebut nantinya dapat diisi dengan pasir untuk antisipasi banjir lahar dingin masuk ke pemukiman," kata Sultan.
Gubernur berharap masyarakat pinggir sungai dapat bergotong-royong mengisi karung tersebut dengan pasir untuk meninggikan talud, sehingga luapan banjir lahar dingin tidak masuk ke pemukiman.