REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemprov DI Yogyakarta dan Pemkab Sleman mentargetkan seluruh pembangunan 2.613 hunian sementara (shelter) pada akhir Januari tahun depan.
''Doakan saja semoga semuanya bisa telah terlaksana karena kami sadar bahwa shelter telah ditunggu para pengungsi,'' kata Yuni Zaffria, kepala Dinas Pekerjaan Umum Sleman, Rabu (15/12).
Dalam pembangunan shelter lni, kata Yuni, instansinya hanya bertugas mempersiapkan lahan. ''Sedang pembangunan dikoordinasikan melalui Pemprov DI Yogyakarta,'' tuturnya.
Secara umum, kata Yuni, keseluruhan lahan untuk shelter itu telah tersedia. Tanah-ytanah tersebut semuanya merupakan tanah kas desa. Yuni merinci bahwa keseluruhan lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan shelter ini 365.820 m 2, rinciannya 251.30 untuk shelter dan 104.520 m2 untuk fasilitas umum -- seperti jalan, rumah ibadah.
Ia mengatakan shelter itu semuanya dibangun di Kecamatan Cangkringan. Rincinya, di Dusun Plosokerep (Desa Umbulharjo) sejumla 307 shelter; di Gondang I dan Gondang dua (Desa Wukirsari) sejumlah 830 shelter untuk warga Desa Kepuharjo yang kehilangan rumahnya.
Selain itu, di Wukirsari di Gondang III juga akan dibangun 187 shelter lainnya untuk warga Desa Wukirsari yang kehilangan rumahnya. Shelter lainnya dibangun di Dusun Banjarsari, Desa Glagaharjo, untuk warga delapan dusun di Glagaharjo yang rumahnya hancur akibat erupsi Merapi. Jumlahnya 808 unit.
Sejumlah 194 shelter akan dibangun di Dusun Dongkelsari (Watuadeg), Desa Wukirsari. Masih ada 261 shelter lainnya yang akan dibangun di Desa Argomulyo di Dusun Kuang, dan 26 shelter lainnya di Dusun Ketin, Desa Sindumartani.