REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Di Yogyakarta terutama di Kabupaten Gunungkidul tingkat bunuh dirinya cukup rawan dan usia bunuh dirinya dari anak SD (10 tahun ) hingga usia 35 tahun. Hal ini perlu diwaspadai dan perlu disikapi dengan bijaksana, karena anak usia SD sudah berani melakukan bunuh diri.
Di Gunungkidul memang ada budaya yaitu apabila di langit ada tanda melingkat seperti tali gantungan bunuh diri itu besok harinya pasti ada yang bunuh diri. ''Tapi hal itu sebetulnya mitos dan mitos itu merupakan sesuatu yang kalau kita percaya akan terjadi dan kalau tidak percaya tidak akan terjadi. Hal itu real dan terjadi di masyarakat Gunungkidul sampai sekarang,''jelas Ketua Umum Asosiasi Jiwa Sehat Esther Budhi SSPSamuel, SSos M.The pada wartawan di sela-sela acara Seminar dengan tema "Jangan Biarkan Mereka Mengakhiri Hidup", di Gedung Pracimosono Kepatihan Yogyakarta, Sabtu (18/12).
Menurut dia, pelaku bunuh diri usianya juga relatif muda (usia remaja) yaitu sekitar 20 persen kasus bunuh diri dilakukan pada usia usia 10 - 17 tahun dan jumlah pelaku bunuh diri pada usia muda ini juga meningkat. Padahal dulu tidak ada anak-anak yang melakukan bunuh diri, kata dia.
Pelaku bunuh diri pada usia remaja terutama banyak dilakukan oleh remaja di daerah perkotaan. ''Di sini kami lihat terjadi disfungsi sosial dalam hal pendidikan secara umum, terutama budipekerti dan spiritualitasnya, karena seorang anak sampai punya coping seperti itu,''kata dia.
Pendidikan rendah yang dan tingkat keimanan (spiritualitas) seseorang yang kurang juga akan memotivasi seseorang dengan menyelesaikan permasalahan dengan bunuh diri. Namun pada kasus bunuh diri pada usia anak-anak lebih disebabkan bukan spiritual, melainkan stres seperti melihat kondisi di sekitarnya seperti antara ibu dan bapaknya sering bertengkar, kecewa dengan teman-temannya atau tayangan media.
''Di televisi itu orang yang bunuh diri itu di blow up besar-besaran, sampai diperlihatkan bagaimana seseorang melakukan bunuh diri dengan menggantung diri dan sebagainya. Sesungguhnya ketika orang melihat tayangan itu dan dia tidak siap mental, hal ini menjadi sumber inspiratif yang baru untuk bunuh diri,''kata Esther menegaskan.