REPUBLIKA.CO.ID,PROBOLINGGO – Material letusan gunung Bromo menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dan wisatawan. Ratusan warga dan wisatawan berjejer dekat pagar yang ada di bibir kaldera (lautan pasir) sejak Senin (20/12) pagi setelah gunung berketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut ini mengalami letusan besar pada Senin (20/12) dini hari.
Mereka asyik menyaksikan material erupsi Bromo yang jatuh di kawasan kaldera. Pasir dan kerikil serta bebatuan tampak bertumpuk-tumpuk bagai perbukitan baru. Sementara kepulan asap yang masih berwarna hitam pekat mengarah ke Timur Laut yakni Probolinggo dan Lumajang. Meski begitu, status Bromo tidak diubah menjadi awas, namun tetap berstatus siaga.
Warga dan wisatawan saling bercerita tentang kejadian erupsi mayor pada dini hari sebelumnya. ‘’Awalnya, saya hanya mendengar suara gemuruh. Saya kira suara gemuruh itu angin yang berhembus kencang. Tapi, setelah saya dengar agak beda, saya keluar kamar. Ternyata suara gemuruh itu bersumber dari kawah Bromo,’’ kata Ivan, wisatawan asal Malang yang berlibur ke Bromo.
Dia bersama tiga temannya kala itu keluar kamar untuk menyaksikan secara langsung detik-detik kejadian Bromo mengeluarkan erupsi besar. Mereka tidak hanya mendengarkan suara gemuruh, tapi juga suara letusan dan melihat kilatan seperti petir di atas kawah Bromo.
Sementara itu, kawasan kaldera disterilkan dari warga dan pengunjung. Ada sekitar 20 personel yang berjaga untuk menghalau warga dan turis memasuki kaldera.