REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Taman Nasional Bromo Tengger dan Semeru (TNBTS), Jawa Timur, melarang wisatawan dan warga merayakan Hari Natal dan malam pergantian tahun di sekitar kawah Gunung Bromo.
Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS, Suwasto, Selasa, mengatakan, masih tingginya aktivitas Gunung Bromo dalam beberapa hari ini membuat daerah itu masih rawan dikunjungi. "Awalnya memang ada rencana membuka tempat itu pascapenurunan status Bromo menjadi siaga, namun hingga hari ini aktivitas gunung itu masih tinggi, bahkan ketinggian semburan mencapai 1.500 meter sehingga masih rawan," kata Suwasto, Selasa (21/12).
Suwasto menjelaskan, gempa tektonik yang terus terjadi meski dengan intensitas kecil membuat pihaknya tidak ingin mengambil risiko, sebab aktivitas Bromo masih tergolong labil.
Berdasarkan data yang diperoleh TNBTS, jarak aman untuk mengunjungi Bromo yakni masih sekitar radius dua kilometer. Dikatakan Suwasto, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali pada Januari 2011 guna memutuskan pakah kawasan wisata Bromo bisa dibuka untuk umum.
"Sebelum aktivitasnya stabil dan diturunkan menjadi waspada, maka Bromo belum dibuka untuk umum atau wisatawan," katanya. Gunung Bromo sempat berstatus Awas pada 24 November hingga 5 Desember 2010, kemudian turun menjadi Siaga sejak 6 Desember 2010.