REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Sebanyak 60 persen dari 682 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di wilayah Jateng dan DIY ditargetkan sudah bisa menjual pertamax pada akhir Januari tahun depan.
Hal ini untuk mengantisipasi pemberlakuan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bagi kendaraan pribadi, yang akan segera diberlakukan oleh pemerintah.
General Manager (GM) Pertamina Pemasaran BBM Retail IV Jateng dan DIY, Iwan Hartawan mengatakan, terkait dengan pemberlakuan kebijakan ini pihaknya telah melakukan langkah antisipatif. Yakni dengan mendorong perluasan jangkauan layanan penjualan BBM jenis Pertamax di area kerjanya. “Hal ini untuk lebih mendekatkan layanan penjualan Pertamax kepada masyarakat,” ujarnya di Semarang, Kamis (23/12).
Saat ini, jelasnya, dari 682 SPBU di Jawa Tengah baru sekitar 197 (sekitar 34 persen) SPBU yang sudah menjual BBM jenis Pertamax. Hingga akhir Januari tahun depan, diharapkan sudah mencapai 490 SPBU yang menjual Pertamax.
Setelah sampai akhir Januari terpenuhi, maka penambahan jumlah SPBU yang menjual BBM jenis non subsidi ini akan kembali dilakukan dengan target pencapaian akhir Februari 2011. “Dengan begitu, tak sampai April 2011 nanti seluruh SPBU yang berada di wilayah area pemasaran Jateng dan DIY sudah mampu menjual BBM jenis Pertamax,” terang Iwan kepada wartawan.
Langkah- langkah untuk mendorong perluasan layanan penjualan Pertamax ini, diantaranya dilakukan dengan kerjasama Pertamina dalam kepemilikan saham dengan para pengusaha sejumlah SPBU. Selain itu juga mendorong agar para pengusaha SPBU menambah layanan penjualan Pertamax, sebagai konsekuensi atas kebijakan yang rencananya bakal diterapkan mulai April tahun depan.
Sedangkan untuk mendukung distribusi pasokan Pertamax ke sejumlah SPBU, Pertamina juga telah melakukan peningkatan layanan lima depo untuk memperlancar distribusinya. “Jika sebelumnya BBM jenis Pertamax hanya bisa disuplai dari Instalasi Pengapon di Semarang, kini sudah bisa disuplai dari Depo lain seperti Boyolali, Maos, Rewulu dan Tegal,” paparnya.