REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN – Saran vulkanolog asal Cekoslovakia, Josef agar warga dievakuasi, justru mendapat reaksi berbeda dari masyarakat Tengger.
Mereka enggan dievakuasi. Sebab, masyarakat yang berdomisili di kawasan Tosari, Pasuruan dan Sukapura, Probolingo ini mengaku sudah terbiasa dengan kondisi Gunung Bromo itu.
Sejak dulu, menurut warga Tengger, gunung Bromo itu memang kondisinya seperti itu. Terkadang mengeluarkan asap tebal yang mengakibatkan hujan abu. Bahkan, juga bisa mengeluarkan bebatuan panas jika letusannya besar.
‘’Tapi warga tak pernah menjadi korban,’’ kata Mulyono, warga Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Senin (27/12).
Makanya, tegas Mulyono, warga Tengger tetap tenang kendati menurut banyak kalangan aktivitas Bromo mengalami peningkatan.
Menurut dia, warga Tengger enggan dievakuasi, karena sumber pencahariannya ada di sekitar Bromo. Sebagian besar, mata pencaharian mereka adalah bercocok tanam. Jenis tanaman yang mereka budidayakan adalah kentang, kubis, wortel, sawi dan lain sebagainya. Selain itu, ada yang bergeak di bidang usaha wisata.