Selasa 28 Dec 2010 05:27 WIB

Tol Tengah Kota Dinilai tak Layak Dibangun

Rep: erik pp/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA-—Penolakan rencana pembangunan tol tengah kota yang digulirkan DPRD Surabaya mendapat penolakan keras dari forum Masyarakat Surabaya Menggugat. Beberapa tokoh yang tergabung dalam Warga Surabaya Menggugat adalah Guru Besar Teknik Kelautan dan Tata Ruang Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Daniel M Rosyid dan Johan Silas, anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur (Jatim) Sulistyanto Suyoso, dan tokoh warga Surabaya utara, Mat Mochtar.

Mereka menuntut agar DPRD Surabaya tak ngotot merealisasikan jalan tol yang membentang mulai Waru, Sidoarjo sampai Perak, Surabaya tersebut. Pasalnya, pembangunan tol yang diperkirakan menelan dana sebesar Rp 9 triliun tersebut akan menghancurkan sarana pipa PDAM, kabel PLN, taman kota, sekolahan, dan terpenting akan menggusur 4.500 rumah warga.

Daniel M Rosyid mengatakan, meski pembangunan tol tengah kota tercantum dalam rancangan tata ruang wilayah (RTRW) nasional dan didukung pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, dan DPRD Surabaya. Namun konsep tersebut tak layak lagi dipertahankan sebab akan bertabrakan dengan penataan tata ruang Surabaya yang dijalankan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

“Konsep tol tengah kota sangat pas dijalankan pada tahun 90-an. Saat ini harusnya sudah menjadi artefak yang tak perlu diperdebatkan lagi. Yang dibutuhkan Surabaya adalah penyediaan sarana transportasi massal,” terang Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Surabaya tersebut.

Daniel melanjutkan, pembangunan tol tengah kota sebagai cara untuk mengurangi kemacetan tengah kota Surabaya merupakan solusi jangka pendek. Selain itu, jalurnya yang melewati tengah kota akan menimbulkan kemacetan serius jika dipaksakan didirikan. Daniel menyebut pembangunan frontage road dan middle east ring road (MERR) dan middle west ring road (MWRR) merupakan solusi tepat mengurai kemacetan.

“Jangan terjebak pembangunan yang memfasilitasi mobil. Pembangunan jalan itu harusnya untuk memfasilitasi perpindahan barang dan manusia. Jadi tol tengah kota tak layak dibangun,” kata Daniel.

Adapun, Sulistyanto menilai langkah dewan yang terus mendesak pemkot agar menyetujui pembangunan tol tengah kota merupakan tindakan menggelikan. Ia mengutip sumber media tanggal 12 September, dimana Ketua DPRD Surabaya, Wisnu Wardhana menolak pembangunan tol tengah kota karena menambah keruwetan lalu lintas Surabaya.

Namun, lanjut Sulistyanto, pada 17 Desember, Wisnu Wardhana balik mendukung pembangunan tol yang rencananya didanai PT Margaraya Jawa Tol (MJT) tersebut. “Ya begitulah jika ketua dewan berlatar belakang pengusaha. Dia akan mementingkan diri sendiri. Bisa jadi uang itu digunakan sebagai dana menghadapi Pemilu 2014 nanti,” ujarnya.

Sedangkan, Mat Muchtar menyebut bahwa masyarakat saat ini geregetan dengan tingkah polah anggota dewan, khususnya kepada Wisnu Wardhana. Ia mengatakan bahwa Wisnu Wardhana mengalami penyakit ‘masuk angin’ dengan berubah mendukung pembangunan tol tengah kota dari sebelumnya menolak. “Dia masuk angin. Sebagai ketua dewan, Wisnu sangat arogan. Masyarakat marah dengan tindakannya yang tak konsisten,” tegas orang dekat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement