REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--BPPTK meminta semua pihak untuk mewaspadai pola aliran baru lahar dingin mengingat endapan material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi telah memenuhi seluruh badan sungai yang berhulu di gunung tersebut.
"Konsekuensi logis dari aliran massa adalah mencari tempat yang lebih rendah, dan itulah yang terjadi pada banjir lahar dingin di Sungai Opak lalu. Pola-pola aliran baru inilah yang harus diwaspadai," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandrio di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Subandrio, pola aliran baru lahar dingin tersebut belum akan membentuk sungai baru, namun kemungkinan besar akan terjadi reaktivasi sungai-sungai lama yang sebelumnya tidak pernah teraliri air.
Aktifnya sungai-sungai lama yang telah dianggap mati oleh masyarakat karena tidak pernah dialiri air tersebut, lanjut Subandrio terjadi karena ada limpasan air yang membawa material endapan hasil erupsi Gunung Merapi seperti abu dan pasir.
"Mungkin, Sungai Gendol sudah penuh sehingga di badan sungai tersebut sudah tidak mungkin terjadi aliran karena tidak terakumulasi air dalam jumlah yang cukup untuk mengalirkan endapan material di sungai tersebut. Akibatnya, ada limpasan ke kiri atau kanan sungai," ujarnya.
Ia mengatakan, kewaspadaan tersebut harus lebih ditingkatkan di lokasi menyatunya sungai-sungai kecil yang berada di kanan atau kiri sungai-sungai besar yang telah dipenuhi endapan material Gunung Merapi.
Sehingga, lanjut dia, setiap kali terjadi banjir lahar dingin masyarakat sudah waspada dan tidak panik karena justru akan menyebabkan jatuhnya korban.
Subandrio memperkirakan, jumlah material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi sebanyak 140 juta meter kubik tersebut belum akan habis dalam waktu dua atau tiga kali musim hujan. "Saat ini adalah kesempatan yang baik untuk melakukan cek dan ricek pola aliran laharnya," katanya.
BPPTK telah memasang lima alat pemantau lahar di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi khususnya di sisi selatan dan akan menambah empat alat pemantau lahar di sisi barat dan barat daya gunung tersebut.