REPUBLIKA.CO.ID,SAMPANG--Balita terseret arus banjir di Sampang, Madura, Jawa Timur pada Senin (3/1) kemarin sudah ditemukan Selasa (4/1) dini hari. "Korban ditemukan sekitar pukul 02.00 WIB dini hari," kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sampang Kompol Danuri, Selasa pagi.
Korban bernama Nur Laili (4) warga Dusun Juklanteng, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Kota Sampang anak dari pasangan suami istri Jatim (40) dan Muddeh (35) ini ditemukan di gorong-gorong dekat kantor PLN berjarak sekitar 200 meter dari lokasi korban terseret banjir. Saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan kondisi tubuh yang sudah membiru. Kematian korban banjir Nur Laili membuat 'shock' kedua orang tuanya bahkan beberapa kali ini sempat berteriak histeris.
Selasa (4/1) pagi korban dikebumikan di pemakaman umum desa setempat, setelah sebelumnya diotopsi di rumah sakit daerah (RSD) Kabupaten Sampang. Sebanyak tiga orang anak di Dusun Juklanteng, Kelurangan Banyuanyar, Kecamatan Kota Sampang, masing-masing bernama Nur Laili (4), Mat Ribut (6) dan Ahmat (20) Senin (3/1) sore terseret arus banjir.
Petugas kepolisian dari jajaran Polres Sampang dibantu Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di kota itu dikerahkan mencari anak yang hilang terseret arus banjir tersebut. Menurut Buhari, ketiganya terseret arus banjir saat bermain di atas gorong-gorong jembatan yang ternyata berlubang. "Tiga anak ini kecebur ke dalam korong-gorong itu. Tapi yang dua berhasil selamat, sedang yang satu anak hilang," katanya.
Balita yang hilang terbawa arus banjir yang ditemukan tewas Selasa dini hari itu merupakan anak dari pasangan suami istri Jatim (40) dan Muddeh (35) warga Dusun Juklanteng, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Kota Sampang. Mat Ribut yang merupakan sepupu korban hilang Nur Laili juga sempat terbaya arus banjir namun dalam jarak sekitar 20 meter ia kembali muncur kepermukaan.
Sedangkan Ahmad hanya terseret dalam jarak sekitar tiga meter lalu bisa menguasai diri. Tapi yang bersangkutan menderita luka-luka dibagian betis dan wajahnya. Banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Kota Sampang itu sejak Minggu (2/1) pagi dan hingga Senin (3/1) masih berlangsung.
Banjir terjadi akibat luapan sungai Kalikemuning yang tidak mampu menampung debet air menyusul hujan deras yang terjadi di arah hulu sungai sejak Sabtu (1/1) lalu. Ribuan rumah warga di wilayah ini tergenang banjir termasuk tanaman padi para petani di wilayah tersebut. Tidak hanya itu saja, banjir juga menggenangi sejumlah lembaga pendidikan, kantor pemerintahan dan merusak jembatan serta memacetkan arus lalu lintas dari Kecamatan Kota Sampang menuju Kecamatan Omben.