Kamis 06 Jan 2011 05:26 WIB

'Kasus 'Tiwul Maut' karena Mereka Tak Terdata sebagai Warga Miskin'

Rep: Prima Restri/ Red: Johar Arif
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Direktur Jenderal Pelayanan Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial, Makmur Sunusi, mengatakan kasus meninggalnya enam anak setelah memakan tiwul buatan ibunya di Mayong, Jepara, Jawa Tengah, akibat tidak terlaporkannya data orang miskin.

''Kasus tersebut mungkin akibat tidak terdatanya mereka oleh pemda sebagai keluarga miskin,'' tutur dia kepada Republika, Rabu (5/1). ''Anak-anak korban itu luput dari Program Keluarga Harapan (PKH) yang menyasar pada anak karena memang tidak terdata sebelumnya.’’

Ia yakin kasus tersebut tidak akan terjadi jika PKH berjalan. “Mekanisme pengawasan dan pendampingan PKH sangat baik,'' kata dia.

Enam bersaudara dari pasangan Jamhamid dan Siti Sunayah meninggal awal pekan ini setelah mengomsumsi tiwul pengganti beras. Keenamnya, yang berusia antara tiga hingga 22 tahun, diduga keracunan panganan dari singkong yang semakin diakrabi orang miskin itu.

Jamhamid, buruh penjahit pada sebuah industri konveksi di Semarang, tak mampu membeli beras karena harganya semakin tinggi. Untuk mengganjal perut keluarga, istrinya kerap mengais sisa panen singkong dari ladang tetangga untuk diolah menjadi tiwul.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement