Jumat 07 Jan 2011 09:31 WIB

Lahar Dingin Merapi Lebih Banyak Mengarah ke Magelang

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Kawah Gunung Merapi yang berbentuk tapal kuda menjadikan arah banjir lahar dingin lebih banyak mengalir ke arah Muntilan dan Magelang, Jawa Tengah, kata peneliti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jazaul Ikhsan.

"Intensitas curah hujan yang cenderung tinggi dan masih banyaknya deposit endapan erupsi Merapi juga menjadikan banjir lahar dingin di aliran sungai yang berhulu di gunung itu semakin sering terjadi," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, idealnya, dengan intensitas curah hujan di puncak Merapi sebesar 40 milimeter dan hujan terjadi lebih dari dua jam, banjir lahar dingin akan membawa endapan erupsi Merapi. Namun, yang terjadi saat ini di Merapi adalah intensitas curah hujan di puncak masih rendah dan belum mencapai 40 milimeter, banjir lahar dingin telah menerjang.

"Hal itu disebabkan kuantitas deposit endapan yang sangat banyak. Besarnya kuantitas deposit endapan erupsi Merapi menjadikan banjir lahar dingin Merapi semakin sering dan masih akan terjadi dalam beberapa waktu mendatang," katanya.

Ia mengatakan ada dua hal yang dapat dilakukan pemerintah, baik secara struktur maupun nonstruktur untuk meminimalkan dampak yang diakibatkan oleh banjir lahar dingin.

Secara struktur, pemerintah dapat meningkatkan kembali fungsi sabodam yang berperan dalam menahan sedimentasi agar tidak membanjiri daerah aliran sungai yang berhulu di Merapi. Selain itu, juga dapat dilakukan melalui pengosongan sabodam dengan mengeruk sedimentasi yang berupa material hasil endapan erupsi seperti pasir dan batu.

"Namun, upaya itu cukup riskan jika melihat potensi banjir lahar dingin yang masih besar. Aspek keselamatan menjadi prioritas," kata dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini.

Ia mengatakan upaya nonstruktur dilakukan dengan memberikan "early warning detector" (detektor peringatan dini) untuk merekam intensitas curah hujan dan mengukur ketinggian muka air di sungai berhulu di Merapi.

"Dengan alat itu masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Merapi dapat diberi pemahaman untuk menyingkir dan bersiap saat curah hujan tinggi, dan ketinggian muka air di sungai meningkat seiring dengan pendangkalan sungai," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement